Jakarta, Motoris – Pemain mobil listrik baterai (BEV) makin banyak di Indonesia dan terus memberikan tekanan ke sang penguasa Grup Astra. Alhasil, pangsa pasar Astra diterawang turun menjadi 52% tahun ini dari sebelumnya 56%.
“Sebaliknya, pangsa pasar BEV naik bertahap hingga menyentuh 9% pada 2026,” tulis Macquarie, broker saham top Australia, dalam catatan harian, dikutip Sabtu (3/2/2024).
Dari percakapan Macquarie dengan investor relations Astra, konglomerasi itu akan tetap bermain di hybrid dalam jangka pendek, sebelum Toyota melepas BEV mulai 2025. Toyota adalah mesin duit Astra bersama anak usahanya Daihatsu.
Sejauh ini, memang hybrid masih mendominasi pasar mobil elektrifikasi di Indonesia. Astra lewat Toyota menguasai 68% pasar itu, karena mobil hybrid Toyota laku banget.
Dari sisi regulasi, belum ada kejelasan pemerintah akan memberikan insentif tambahan untuk hybrid di luar PPnBM 6%. Pemerintah hanya mengguyur insentif ke BEV dari semua lini, baik fiskal pusat hingga pajak daerah. Semua ini dilakukan untuk mendongkrak penjualan BEV.
“Astra menganggap penetrasi BEV terbatas, karena terbatasnya jaringan dealer dan stasiun pengecasan baterai umum,” tulis Macquarie.
Tahun ini, BYD dan Vinfast menjadi pendatang baru di pasar BEV. BYD ini mengerikan karena berhasil mengikis penjualan Toyota di Thailand dan memimpin pasar BEV dunia kuartal IV-2023, kendati secara setahun penuh masih dibabat Tesla.
Ya kita lihat saja nanti seperti nasib BEV di 2024. Yang jelas, sejumlah kalangan memprediksi penetrasi BEV bisa mencapai 5% tahun ini vs tahun lalu yang hanya 1,7%, seiring maraknya pemain baru dan masifnya kucuran insentif pemerintah. (gbr)
Discussion about this post