Jakarta, Motoris – Toyota, pemain otomotif terbesar dunia, siap perang dengan BYD, produsen mobil listrik (EV) terbesar dunia dan pabrikan Cina lainnya. Toyota menyiapkan investasi sangat besar untuk memuluskan serangan balik ke BYD, yakni US$ 32 miliar alias Rp 500 triliun hingga 2030.
Kebanyakan investasi itu akan mengalir ke pengembangan baterai. Toyota menyiapkan rencana gila di baterai, mulai dari ekspansi daya jelajah baterai lithium ion, membuat baterai LPF yang harganya 40% lebih murah dari lithium ion, hingga membuat baterai solid state dengan jarak tempuh 1.200 km. Edan brooo.
Dalam peta jalan teknologi baterai Toyota, pada 2026, Toyota akan membuat baterai lithium ion versi performance dengan jarak tempuh 800 km, naik dari saat ini 500 km. Hebatnya lagi, biaya pembuatan baterai ini 20% lebih murah dari yang ada di BZ4X.
Lanjut, pada 2026-2027, akan keluar baterai LFP Toyota yang biayanya 40% lebih murah dari lithium ion BZ4X. Dengan begini, harga mobil listrik baterai (BEV) Toyota bisa ditekan habis. Ini adalah era popularisasi baterai bikinan Toyota.
Kita tahu semua, LFP adalah rahasia di balik murahnya BEV Cina. Mayoritas barang Cina memakai LFP yang tidak membutuhkan nikel, yang menyumbangkan sekitar 30% biaya baterai lithium ion.
Di luar itu, sekitar dua pertiga komponen mobil BYD dibikin sendiri. Di Toyota, kata beberapa bos merek ini di Indonesia, hanya 30% komponen dibuat sendiri, sedangkan sisanya ambil dari para pemasok.
Selanjutnya, pada 2027-2028, baterai Toyota memasuki era high performance. Pada saat itu, Toyota akan merilis baterai lithium ion bipolar, dengan jarak tempuh gendeng, 1.000 km, biaya 10% lebih murah dari versi performance sebelumnya, dan pengecasan 10% ke 80% hanya 20 menit.
Pada era yang sama, Toyota akan membuat gebrakan superbesar di jagat otomotif dunia dengan merilis baterai solid state lithium ion. Solid di sini artinya elektrolit bukan cairan lagi, melainkan padat. Imbasnya, pengecasan 10% ke 80% bisa hanya 10 menit dengan jarak tempuh 1.000 km. Terakhir, Toyota akan melepas baterai solid state 2 dengan jarak tempuh 1.200 km.
Tahap awal, merujuk laporan electrek.co.id, Sabtu (27/7/2024), Toyota berencana membangun pabrik baterai EV di Jepang untuk mengimbangi BYD dan kehadiran pemain Cina lainnya. Ini akan memperkuat rantai pasok EV Toyota dan mengamankan pasokan baterai EV Lexus.
“Toyora kini sadar harus bertempur dengan pemain EV Cina seperti BYD,” tulis media itu.
Apalagi, BYD makin berani menyerang Toyota di tanah Jepang, dengan merilis Atto 3 tahun ini dengan harga 5,28 juta yen. Semester I-2024, impor mobil Cina di Jepang menyumbangkan 10% dari total, sedangkan mayoritas dari Eropa, seperti BMW, Mercy, dan Porsche.
Selama ini, pasar mobil Jepang sulit ditembus pemain asing. Tentunya, Toyota mendominasi pasar ini bersama para sekondannya.
BYD adalah alasan utama pembengkakan impor mobil Cina di Jepang. Toyota siap membalas BYD dengan membangun pabrik baterai EV di Kyushu, pulau paling selatan di Jepang.
Merujuk Nikkei, pabrik baterai itu akan dioperasikan anak usaha Toyota di bidang baterai, Primeearth EV Energy. Ini mirip dengan BYD Findreams.
Primeearth EV akan menjadi pemasok utama baterai pabrik perakitan Toyota di Miyata berkapasitas 430 ribu unit setahun. Pabrik ini memproduksi Lexus yang 90%-nya diekspor.
“Toyota berniat mengamankan posisi di peralihan pasar mobil Asia. Belakangan ini, BYD dan merek Cina lainnya agresif mengebom pasar Asia dengan keunggulan utama harga murah,” tulis media itu. (gbr)
Discussion about this post