Jakarta, Motoris – Sejumlah konsumen BYD di Thailand kecewa dan sakit hati gara-gara harga mobil terus didiskon besar. Mereka merasa dirugikan karena membayar mobil terlalu mahal.
Berdasarkan laporan channelnewsasia.com, dikutip Selasa (9/7/2024), lembaga perlindungan konsumen di Thailand menginvestigasi diskon radikal dealer BYD di negara itu, setelah menerima keluhan dari konsumen. Pendeknya, konsumen merasa diakali oleh para sales pabrikan EV itu.
Sebab, para sales pabrikan itu menyatakan harga bakal naik setelah periode diskon berakhir. Tetapi, nyatanya harga malah terus didiskon. Sejak memulai investigasi hingga sekarang, lembaga ini telah menerima 70 keluhan dari konsumen BYD terkait diskon radikal.
Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin langsung bicara masalah ini ke pendiri dan CEO BYD Wang Chuanfu. Intinya, PM meminta BYD mengelola dengan baik harapan konsumen terkait harga dan memastikan konsumen di Thailand terlindungi dengan baik.
Juru bicara pemerintahan Thailand menyatakan, Wang sudah memastikan kebijakan harga ke depan akan pantas bagi konsumen. BYD juga akan mendukung konsumen yang terimbas kebijakan itu.
Rever Automotive, pemilik 100 dealer BYD di Thailand, tidak bisa dimintai konfirmasi oleh Reuters. Surel yang dikirim ke Rever tidak direspons.
Sementara itu, di medsos, para pemilik BYD di Negeri Gajah Putih berteriak keras soal kebijakan diskon besar dealer.
“Tidak ada yang lebih menyakitkan dari ini,” kata seorang pemilik BYD Atto 3 di Facebook. Dia mengaku membeli mobil ini 1,19 juta baht atau US$ 32.523. Tetapi, sekarang mobil ini dijual dealer BYD hanya 859 ribu baht.
Seorang konsumen bahkan dengan tegas menyatakan tidak akan membeli lagi mobil BYD. Sementara itu, Jumat pekan lalu, di lama resmi Rever, sejumlah mobil didiskon besar, mencapai 340 ribu baht atau Rp 151 jutaan.
Passakorn Thapmongkol, pejabat senior lembaha perlindungan konsumen Thailand, sudah bertemu dengan manajemen Rever dan bertanya soal skema diskon mobil. “Kini, semakin banyak konsumen yang datang ke kami mengajukan komplain,” kata dia kepada Reuters. (gbr)
Discussion about this post