Jakarta, Motoris – Penjualan sepeda motor listrik Polytron turun 50% kuartal I-2025, seiring tidak jelasnya kelanjutan program subsidi dari pemerintah. Selain itu, minat konsumen ritel terhadap motor listrik melemah.
Demikian dikutip dari riset Macquarie, Sabtu (17/5/2025). Seiring lemahnya penjualan ke konsumen, segmen business to business (B2B) kini menjadi tumpuan pemain lokal ini.
“Sejauh ini, penetrasi Honda di pasar motor listrik belum kelihatan,” tulis Macquarie.
Sementara itu, total penjualan motor domestik turun 3% secara tahunan menjadi 406 ribu unit, sedangkan akumulasi mencapai 2 juta unit, turun 3%. Jumlah itu setara 31-33% dari target setahun penuh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Kuartal I-2025, Astra melalui PT Astra Honda Motor (AHM) menguasai pasar motor domestik, dengan pangsa pasar 77%. Sisanya alias 23% diambil Yamaha dan Suzuki, sedangkan merek lain dipastikan rendah.
Di sisi lain, Polytron membuat kehebohan dengan merilis mobil listrik baterai (BEV) G3 dan G3+, hasil kolaborasi dengan pemain Cina Skyworth. G3 dijual mulai dari Rp 299 juta dengan opsi sewa baterai, G3+ sewa baterai Rp 339 juta. Dengan opsi pembelian baterai, G3 dibanderol Rp 419 juta dan G3+ Rp 459 juta.
“Polytron G3 dan G3+ adalah langkah kami untuk membawa kendaraan listrik lebih dekat dengan masyarakat luas dengan menawarkan BaaS sebagai solusi atas biaya akuisisi awal yang tinggi namun tetap menghadirkan kemewahan dalam setiap perjalanan,” kata Chief Executive Officer Polytron, Hariono dalam siaran pers. (gbr)