Jakarta, Motoris – Tesla akan bikin baterai lithium iron phosphate (LFP) sendiri di Amerika Serikat (AS), ditandai dengan perekrutan karyawan baru untuk posisi senior cell materials engineer program LFP yang berada di California.
Langkah ini menunjukkan Tesla ingin mengurangi ketergantungan impor baterai dari Cina, yang terhambat oleh tarif tinggi, mengutip laporan Teslarati.com, Senin (14/10/2024).
Keputusan itu keluar setelah Tesla menghentikan penjualan Model 3 RWD yang memakai baterai LFP pada awal Oktober 2024. Ini setelah pemerintahan Biden menaikkan tarif BM baterai lithium dari Cina menjadi 25%, sedangkan impor BEV utuh 100%.
LFP terkenal lebih murah dan tahan lama, sehingga sesuai untuk kendaraan listrik entry-level seperti Model 3 dan Model Y. Dengan memperluas produksi di AS, Tesla dapat mempercepat produksi dan mengurangi dampak lingkungan, mengingat bahan katoda LFP tidak mengandung kobalt dan nikel, yang kontroversial dalam hal keberlanjutan.
Pusat pengembangan LFP di AS ini berfokus di Gigafactory Texas dan Nevada, di mana Tesla telah memperkenalkan fasilitas produksi besar dengan kapasitas mencapai 100 GWh per tahun. Dalam pengembangan ini, Tesla juga menargetkan untuk meningkatkan efisiensi dan kemampuan rantai pasokan guna mempertahankan daya saingnya di pasar kendaraan listrik global.
Langkah pengembangan LFP di AS juga sejalan dengan strategi Tesla untuk memenuhi permintaan EV global yang terus meningkat. Baterai jenis ini memiliki daya tahan lebih lama, aman, dan harganya lebih terjangkau, meskipun memiliki kepadatan energi lebih rendah dibanding baterai NCM (nickel cobalt manganese) yang juga dikembangkan Tesla.
Keputusan ini juga bisa membantu Tesla menghindari risiko politik dan ekonomi yang berhubungan dengan rantai pasokan dari China, di tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung.
Melalui inisiatif ini, Tesla memperlihatkan upaya mereka dalam mencapai kemandirian energi dan terus mendominasi pasar kendaraan listrik. (gbr)
Discussion about this post