Jakarta, Motoris – Uni Eropa (EU) terang-terangan memanjakan Tesla, namun hajar habis mobil Cina. Buktinya, tarif bea masuk (BM) impor mobil listrik baterai (BEV) Tesla dipangkas, sedangkan barang Cina masih tinggi.
Yup, berdasarkan laporan cleantechnica.com, dikutip Kamis (22/8/2024), UE menerapkan tarif sementara impor BM mobil listrik dari Cina rata-rata 20,8%, lebih tinggi dari tarif normal sebesar 10%, awal Juli 2024. Alasannya, UE menganggap mobil Cina terlalu banyak mendapatkan subsidi dari pemerintahan setempat.
UE terus melakukan investigasi ke pemain Cina untuk membuktikan kecurigaan tersebut. Selama proses investigasi, UE menerapkan tarif BM impor mobil BYD dari Cina sebesar 17,4%, lalu Geely 19,9%, dan SAIC 37,6%. Tarif BM 37,6% juga berlaku bagi pemain Cina yang tak kooperatif selama investigasi berlangsung.
“Jadi, tarif itu belum permanen. Adapun tarif permanen akan keluar dalam beberapa bulan ke depan,” tulis media itu.
Perkembangan terbaru, tarif BM impor BYD asal Cina turun dari 17,4% menjadi 17%, Geely dari 19,9% menjadi 19,3%, dan SAIC dari 37,6% ke 36,3%, setelah mereka mengajukan keberatan dan mengaku hanya menerima sedikit subsidi dari Beijing.
Menariknya, merujuk perkembangan terbaru, tarif BM impor Tesla asal Cina di UE malah dipangkas dari 20,8% menjadi 9%. Adapun secara umum, tarif BM impor EV Cina di UE malah dinaikkan menjadi 21,3% dari 20,8%. Perusahaan yang tidak kooperatif kena tarif BM impor 36,3%.
Lalu, mengapa Tesla malah dapat keringanan tarif BM? UE beralasan pabrikan BEV Amerika Serikat (AS) itu tidak mendapatkan dukungan besar dari Beijing seperti merek Cina asli alias pemain yang berdiri dan bermarkas besar di Tiongkok.
Saat ini, Tesla memiliki pabrik di Jerman. Tetapi, Tesla hanya memproduksi Model Y di pabrik itu untuk pasar Eropa, sedangkan Model 3 masih diimpor dari Cina. Investigasi UE terhadap pemain EV Cina akan berlangsung sampai 30 Oktober 2024.
Discussion about this post