Jakarta, Motoris – PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) ternyata memiliki utang ke PT Astra International Tbk (ASII). Padahal, kedua perusahaan itu selama ini kerap bersaing keras di pasar mobil domestik.
Berdasarkan laporan keuangan Indomobil kuartal I-2023, dikutip Jumat (5/5/2023), utang usaha Indomobil ke Astra mencapai Rp 106 miliar, naik tajam dari akhir 2022 sebesar Rp 36 miliar. Namun, tidak jelas untuk apa Indomobil utang ke Astra sebanyak itu.
Laporan keuangan Indomobil hanya menyebutkan, perseroan dan anak usaha bergerak dalam bidang perakitan dan distribusi kendaraan bermotor roda empat, bus dan truk, serta alat berat dengan merek Suzuki, Nissan, Jaguar, Land Rover, Volvo, Volkswagen, Audi, Kia, Hino, Renault, Manitou, GEHL, Kalmar, John Deere, Foton, SDLG, Citroen, Harley Davidson, dan Yadea.
Indomobil juga menjual suku cadang, menggarap bisnis perbengkelan, jasa keuangan, pembiayaan konsumen, jasa penyewaan, jasa kontraktor, jasa logistik dan jual beli kendaraan bekas pakai, serta distribusi bahan bakar merek Exxon.
Selain ke Astra, Indomobil memiliki utang usaha besar ke PT Volvo Indonesia senilai Rp 591 miliar, Exxonmobil Lubricants Indonesia Rp 478 miliar, Shangdong Lingong Construction Machinery Rp 362 miliar, dan KIA Motor India Pte Ltd.
Total utang usaha Indomobil mencapai Rp 3,5 triliun kuartal I tahun ini, turun dari Desember 2022 sebesar Rp 3,7 triliun. Total liabilitas Indomobil pada periode itu sangat besar, Rp 43,9 triliun, naik dari Desember 2022 sebesar Rp 43,2 triliun.
Per Maret 2023, pendapatan Indomobil naik menjadi Rp 7,2 triliun dari Rp 6,3 triliun di periode sama tahun lalu. Perusahaan milik Grup Salim itu mencetak laba usaha Rp 716 miliar, naik dari Rp 473 miliar. Laba bersih mencapai Rp 178 miliar, melesat dari Rp 79 miliar.
Kas neto dari aktivitas operasi Indomobil minus Rp 756 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 404 miliar. Kas dan setara kas mencapai Rp 3,6 triliun, bertambah dari Rp 2,7 triliun. Dari sisi neraca, aset Indomobil mencapai Rp 58 triliun, dengan ekuitas Rp 14,3 triliun. (gbr)
Discussion about this post