Jakarta, Motoris – Kematian mobil bermesin pembakaran internal (ICE) penenggak bensin/solar sudah dekat, berdasarkan penerawangan kepala ilmuwan Toyota Gill Pratt. Pertimbangannya, emisi karbon dioksida dari kendaraan bermotor sudah sedemikian parah.
“Di Amerika Serikat (AS), keputusannya sekarang adalah melanjutkan atau tidak mobil ICE. Bagi kami, oke mobil ICE harus disetop,” kata dia kepada Bloomberg, seperti dikutip dari insideevs.com
Kabar ini jelas mengejutkan, karena Toyota dikenal memiliki mobil bermesin ICE ganas. Contohnya seperti yang ada di GR Corolla atau mesin NA 5 liter, V8, di Lexus IS 500 F. Tetapi, melihat perkembangan penjualan Toyota terbaru di negara maju, seperti Amerika Serikat (AS), arah angin memang sudah berubah.
Memang, saat ini, BEV Toyota kalah dari pemain AS, Korea Selatan, sekaligus Cina dalam hal waktu pengecesan dan teknologi. Tetapi, Toyota harus diakui sangat superior di mobil hybrid (HEV). Pada September 2025, setengah penjualan Toyota di AS adalah mobil hybrid. Bahkan, Camry sekarang di AS hanya tersedia dalam varian hybrid.
Ke depan, Toyota menargetkan semua mobil yang dijual di AS adalah hybrid sambil terus mendorong pendekatan multijalan alias multipathway yang sering kita dengar dari mulut pejabat Toyota di mana pun mereka berada. Ini bisa HEV, BEV, atau hidrogen.
Pratt menilai, hybrid lebih pragmatis dibandingkam BEV. Tetapi, hybrid masih mengeluarkan emisi karbon.
“Kita harus menerima realitas ini. Intinya, mari kita ubah apa yang bisa kita ubah,” kata dia. (gbr)
Discussion about this post