Jakarta, Motoris – Cina sudah mengajukan banding ke World Trade Organization (WTO) atas kebijakan Uni Eropa (UE) menerapkan kebijakan antisubsidi mobil listrik (EV) asal negara itu. Intinya, untuk sementara, tarif BM impor EV Cina dikerek UE hingga 38%.
“Pengajuan banding ke WTO disampaikan 9 Agustus 2024,” ujar juru bicara Departemen Perdagangan Cina, dikutip dari Teslarati, Rabu (14/8/2024).
Dia menegaskan, langkah itu untuk melindungi hak Cina mengembangkan industri EV dan dukungan terhadap transformasi hijau di dunia. Dia menilai, tarif BM sementara UE ke EV Cina tidak memiliki basis fakta dan hukum.
Kebijakan ini, kata dia, juga melanggar aturan WTO. Lebih parah lagi, kebijakan ini bisa menghambat upaya dunia mengatasi perubahan iklim.
“Kami meminta UE untuk segera mengoreksi kebijakan ini dan menjaga stabilitas perdagangan dengan kami. Ini termasuk kerja sama EV dan rantai pasoknya,” kata dia.
Sementara itu, EU terus menginvestigasi tudingan subsidi Cina ke EV yang diekspor. Menurut UE, EV Cina dan rantai pasoknya mendapatkan keuntungan dari subsidi pemerintah. Ini memicu ancaman terhadap pemain EV, termasuk BEV, UE, jika dibiarkan leluasa masuk.
Diketahui, pada 5 Juli 2024, UE mengenakan tarif BM sementara untuk impor EV asal Cina hingga 38%, lebih tinggi dari rata-rata sebesar 10%. Anggota UE berharap aturan impor ini berlaku permanen pada akhir 2024.
Sebenarnya, tarif ini lebih rendah. Sebab, Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif BM impor EV Cina sebesar 100%. Kanada kemungkinan melakukan langkah serupa. (gbr)
Discussion about this post