Jakarta, Motoris – Kalangan analis mengakui, mencuatnya kasus dugaan karat sasis ESAF di empat model sepda motor Honda memukul saham PT Astra International Tbk (ASII). Padahal, efek kasus itu ke penjualan Honda belum terlihat.
“Saham Astra turun dalam tiga bulan terakhir, yang utamanya dipicu kasus ESAF. Namun, kami kira saat ini adalah momentum yang pas untuk membeli saham Astra,” ujar analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dalam laporan riset, dikutip Rabu (20/9/2023).
Astra adalah pemegang 50% saham PT Astra Honda Motor (AHM), pabrikan motor Honda, sedangkan sisanya dipegang oleh principal Honda Motor Co Ltd.
Sebelumnya, Macquarie menyebutkan kasus ESAF menjadi angin kencang yang menghantam Astra. Sebab, kasus ini membuat harga empat motor Honda pemakai sasis ESAF, yakni Beat lansiran 2020 ke atas, Genio, Vario 160, dan Scoopy, bekas drop parah.
Berdasarkan data RTI, saham ASII turun 3% dalam sebulan dan 5,9% dalam tiga bulan terakhir. Market cap Astra mencapai Rp 257 triliun.
Andrey melanjutkan, Astra memastikan tak ada recall motor ESAF Honda, karena tidak ada cacat manufaktur. Artinya, pembuatan rangka itu sudah mengikuti standar manufaktur dunia.
Memang, kata dia, ada beberapa konsumen yang mengeluhkan sasis ESAF berkarat. Tetapi, ini tidak akan memengaruhi kinerja Astra.
Dari pengecekan langsung ke dealer Honda di Lebak Bulus, Jakarta, Andrey tidak melihat ada motor ESAF motor yang diservis. Pekerja di dealer itu juga memastikan, keluhan sasis ESAF tidak siginifikan dan hanya sedikit konsumen yang meminta pengecekan rangka.
“Perwakilan dealer itu bilang dari semua motor ESAF yang dicek, tidak ada masalah. Kalaupun ada masalah, ini disebabkan motor digunakan di medan berat, seperti di pesisir pantai, sehingga kena air laut,” tegas Andrey. (gbr)
Discussion about this post