Jakarta, Motoris – Mobil listrik (electric vehicle/EV) murah Cina mulai menembak pasar Asean, seiring makin kerasnya persaingan di tanah sendiri. Indonesia bisa menjadi sasaran empuk, mengingat harga EV Cina pas dengan kantong kebanyakan warga RI yang pendapatan per kapitanya rata-rata US$ 4.000 per tahun.
Sejauh ini, Wuling telah membuat Air EV di Indonesia menggunakan baterai murah LFP. Dengan begini, harga bisa bermain di level Rp 200-300 jutaan dan terbukti barang ini laris.
Selain Wuling, raksasa EV Cina sekaligus pembantai Tesla, BYD, telah memilih Thailand sebagai basis produksi. BYD belum lama ini merilis Atto 3 di Thailand, battery electric vehicle (BEV) jenis SUV dengan jarak tempuh 410 km dan harga US$ 30.984 alias di bawah Rp 500 juta.
Mobil itu bakal dijual di Malaysia dan bukan mustahil dijual di Indonesia, dengan memanfaatkan skema AFTA, sehingga tarif bea masuk (BM) bisa 0%. Tidak masalah barang itu kena PPnBM 15%, mengingat basis harganya murah, bukan seperti Toyota bZ4X yang supermahalllll.
BYD adalah raja BEV berbaterai LFP. Bahkan, Toyota saja menyerah dan bekerja sama dengan BYD demi mendapatkan baterai murah untuk bZ3 dijual di Cina.
Dilansir Bangkok Post, Minggu (27/11/2022), di Thailand, beberapa pemain EV Cina sudah berdiri, seperti BYD, Great Wall Motor, Hozon, dan Aiways. Mereka ingin memperkuat pijakan di pasar mobil Thailand yang mencapai 3 juta unit per tahun.
“Mobil listrik Cina murah dan cocok untuk pasar Asean. Selain itu, kompetisi antarmerek Cina di Asean tidak seketat di negara sendiri. Beberapa EV Cina sudah terbukti laris di Thailand,” ujar Phate Zhang, pendiri CnEVPost, media khusus EV di Cina.
Cina adalah pasar EV terbesar dunia, dengan penjualan tahun ini diprediksi 6 juta unit, naik dua kali lipat dari tahun lalu 2,99 juta unit. Namun, di sana, ada 200 pemain EV yang bertarung memakan kue pasar, dengan total investasi US$ 10 miliar untuk mengembangkan, mendesain, dan memproduksi EV. Sebelum jauh, EV di sini terdiri atas PHEV dan BEV.
Peter Chen, insinyur di perusahaan komponen ZF TRW Shanghai, menegaskan, negara-negara Asean kini menjadi target pasar pemain EV Cina. Mereka masuk pasar dengan EV berharga murah, 100-200 ribu yuan atau Rp 200-400 jutaan. Benar-benar harga pahe.
“Pasar EV Asean memang belum terbang, tapi potensinya sangat besar, karena minat membeli mobil berbasis baterai menguat. EV produksi lokal akan mendongkrak pangsa pasar pemain Cina di Asean,” kata dia.
Per September 2022, Great Wall, produsen SUV terbesar Cina, menjual 8.094 unit EV di Thailand, sehingga menjadi pemain terbesar EV di Thailand. Perusahaan itu sudah membeli pabrik bekas GM di Rayong berkapasitas 80 ribu unit per tahun.
TTB Analytics, Lembaga riset milik TMB Thanachart Bank, memprediksi penjualan EV di Thailand meroket 539% menjadi 63.600 unit tahun ini. Ini karena pemerintah setempat memberikan sejumlah insentif dan berani membanting subsidi.
Bagaimana dengan Indonesia??? Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub), per 3 September 2022, populasi sepeda motor listrik 21.668 unit, mobil penumpang 3.317 unit, roda tiga 274 unit, bus 51 unit, dan mobil barang enam unit. (gbr)
Sumber: link:https://www.bangkokpost.com/auto/news/2439209/. View our policies at http://goo.gl/9HgTd and http://goo.gl/ou6Ip. © Bangkok Post PCL. All rights reserved.
Discussion about this post