Jakarta, Motoris – Mobil Cina diprediksi perang dengan bangsa sendiri di Indonesia, seiring tren pelemahan pasar. Pada saat yang sama, makin banyak mobil Cina masuk ke sini.
“Kompetisi dengan sesama pemain Cina bakal tambah ketat,” ujar Chief Executive Officer (CEO) MG Motor Indonesia He Guowei, belum lama ini.
Menurut He, hal itu memang positif bagi konsumen, karena pilihan bertambah banyak. Namun, ini bisa berbahaya bagi bisnis.
Dia menegaskan, saat permintaan lemah, dealer akan berupaya keras mengeluar stok dengan menyunat harga. Ini akan merusak bisnis dealer, termasuk sang pembuat mobil. Pada ujungnya, konsumen juga akan dirugikan, karena harga mobil bisa turun tajam dalam tempo dua bulan.
“Jadi, ini tak bagus buat semua pihak. Kami memilih cara yang berbeda,” kata He.
MG Indonesia, kata dia, akan berupaya menjaga harga tetap stabil untuk menciptakan nilai merek. Intinya, harga sebuah produk harus masuk akal dan APM hingga dealer bisa mendapatkan margin yang baik.
MG saat ini dipegang oleh SAIC, perusahaan otomotif nomor satu Cina. SAIC juga memegang Wuling dan bermitra dengan VW serta GM.
Kita tahu semua, merek mobil Cina menyerbu habis pasar Indonesia. Pemain baru yang masuk antara lain GAC, Aion, Jetour, bahkan sang mantan Geely dikabarkan mau CLBK di Indonesia. (gbr)