Jakarta, Motoris – Mayoritas pembeli kendaraan listrik (EV) ogah kembali lagi mobil mesin pembakaran internal (ICE) penenggak bensin atau solar. Demikian hasil survei Global EV Drivers Alliance yang dilansir Bloomberg.
Dari 23 ribu pengemudi yang disurvei Global EV Drivers Alliance, 92% berencana tetap membeli EV, sedangkan hanya 1% berniat kembali ke bensin.
“Pembeli EV puas. Ini terjadi di banyak negara, bukan hanya Norwegia,” kata Petter Haugneland, assistant secretary general Asosiasi EV Norwegia, seperti dikutip dari Jalponik, Rabu (11/12/2024), yang mengutip laporan Bloomberg.
Alasan utama orang kecanduan EV adalah biaya operasional yang lebih murah, sedangkan alasan lingkungan nomor dua. Adapun keterbatasan SPKLU menjadi kendala utama para responden yang berada di Amerika Serikat (AS), Austria, Brasil, Kanada, Prancis, dan India.
Selain itu, mobil listrik ternyata lebih awet; Padahal, tadinya banyak orang mengira baterai EV hanya bertahan sebentar. “Faktanya, ketika EV sudah mencapai 100 ribu km, degradasi baterai hanya 10%,” tulis media itu.
Perusahaan konsultan P3 bekerja sama dengan Aviloo menganalisis 7.000 unit BEV fleet. Hasilnya, setelah mencapai jarak 100 ribu km, kapasitas baterai masih 90%, sedangkan 300 ribu km mencapai 87%.
Eagle Zhao, bos BYD Indonesia, juga menegaskan hal sama. Menurut dia, 70% mobil yang terjual di Shenzen merupakan EV.
“Ini terjadi karena orang malas pindah lagi pindah ke mobil bensin setelah memakai EV,” kata dia dalam suatu kesempatan. (gbr)