Jakarta, Motoris – Hyundai dan Kia meluncurkan proyek bareng untuk mengembangkan baterai LFP untuk model BEV berikutnya yang diharapkan bisa lebih murah. Baterai LFP kini digunakan pabrikan Cina seperti BYD untuk mengacak-acak harga di semua penjuru dunia.
LFP merujuk pada material katoda baterai, terdiri atas besi (ferro), lithium, dan fosfat. Adapun baterai lithium memakai racikan katoda NCA/NCM, alias nikel, kobalt, mangan/aluminium. Racikan anoda masih sama, yakni grafit.
Kedua pabrikan itu juga membentuk tim dengan Hyundai Steel dan EcoPro BM, pemimpin material baterai Korea Selatan (Korsel), untuk membuat prekursor katoda baterai ini. Proyek ini didukung oleh pemerintah negara itu sebagai bagian dari rencana Pengembangan Teknologi Baterai LFP.
“Dalam menghadapi permintaan BEV ke depan, pengembangan teknologi dan rantai pasok baterai yang efektif menjadi hal penting,” ujar bos elektritikasi dan driving material Hyundai dan Kia SoonJoon Jung, seperti dikutip dari electrek.co, Kamis (26/9/2024).
Proyek ini akan mengurangi ketergantungan impor dan mengamankan rantai pasok stabil bagi Hyundai untuk beralih ke mobil elektrifikasi.
Baterai LFP Hyundai akan dibuat melalui proses sintetis, menambahkan bubuk besi dan lithium secara bersamaan, sehingga tidak memerlukan separator. Ini bisa mengurangi emisi berbahaya dan biaya produksi.
Hyundai Steel akan berperan sebagai pemasok bubuk besi dari produk daur ulang, sedangkan EcoPro BM akan meracik material katoda baterai itu. Dengan memakai baterai jenis ini, Hyundai dan Kia berniat bertarung di bisnis baterai sekaligus BEV murah. Berdasarkan data SNE Research, CATL Cina adalah raja batera dunia dengan pangsa pasar 31,6%, lalu sebangsanya BYD 11,9%. Secara total, pemain baterai Cina menguasai 43% pasar dunia kuartal II tahun ini.
Sementara itu, pemain Korsel LG Energy Solution memang 14,7% pasar, Samsung SDI 7,1%), dan SK On 4,3%.
Di sisi lain, BEV termurah Cina sekarang adalah Seagull, yakni di bawah US$ 10 ribu di negara asalnya. Hyundai Casper, dengan bantuan subsidi bisa dijual US$ 14.500 di Korsel, sehingga tidak jauh, sedangkan Kia’s EV3 masih mahal, US$30.700. (gbr)
Discussion about this post