Jakarta, Motoris – Volkswagen (VW) berencana tutup satu pabrik di Jerman, seiring turunnya daya saing negara itu sebagai lokasi manufaktur. Dengan menutup pabrik, VW bisa menurunkan biaya produksi, sehingga profitabilitas meningkat.
Semester I tahun ini, laba usaha VW turun 11% menjadi 10,1 miliar euro. Tahun lalu, penjualan VW mencapai 9 juta unit dengan kapasitas terpasang 14 juta unit per tahun. Total tenaga kerja VW 650 ribu orang, di mana sekitar 300 ribu ada di Jerman.
“Industri otomotif Eropa menghadapi kondisi serius dan menantang. Kondisi ekonomi kini lebih berat dan banyak pemain baru masuk Eropa,” ujar Group CEO VW Oliver Blume dikutip dari drive.com.au, Selasa (3/9/2024),
VW Brand CEO Thomas Schafer menyatakan, menghadapi situasi ekstrem seperti saat ini tidak bisa hanya dengan memangkas biaya. Itu sebabnya, VW akan berdiskusi lebih jauh dengan serikat pekerja secepat mungkin untuk menjajaki opsi lain demi restrukturisasi merek ini secara berkelanjutan.
Menurut CNBC, rencana penutupan pabrik itu sudah ditentang serikat pekerja VW. Mereka menganggap penutupan pabrik akan menghancurkan VW di negara sendiri.
Ini bukan kali pertama VW berniat menutup pabrik. Juli 2024, Carscoops melaporkan, Audi, anak usaha VW, berniat mengakhiri produksi Q8 dan Q8 Sportback e-ton karena permintaan melemah. Selain itu, ada masalah struktural di pabrik VW Brussel yang memproduksi mobil itu.
Sementara itu, The Japan Times mencatat, VW babak belur di Cina, karena kehadiran mobil listrik (EV) murah lokal. Cina adalah pasar utama global VW.
“VW kehilangan momentum di Cina, karena jarak tempuh BEV-nya jauh di bawah pesaing. Sementara itu, mobil listrik Cina murah kini menyerbu Eropa,” tulis media itu. (gbr)
Discussion about this post