Jakarta, Motoris – Hyundai nampaknya sudah ikhlas melihat mobil listrik Cina membanjiri pasar Indonesia. Hyundai tahun ini tak bisa lagi menguasai pasar mobil listrik baterai (BEV) nasional, setelah serangan masif Cina, mulai dari Wuling, Chery, dan terakhir ya BYD.
”Hal ini sangat terkait dengan blue print pemerintah untuk net zero carbon. Intinya adalah percepatan kendaraan bermotor listrik, sehingga pemerintah pasti akan mengeluarkan regulasi baru untuk memperbanyak mobil listrik,” ujar Fransiscus Soerjopranoto, chief operating officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Minggu (28/7/2024).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), per Juni 2024, mobil Cina menguasai papan 10 besar mobil listrik terlaris. Di puncak, ada Chery Omoda dengan penjualan 2.642 unit, diikuti Cina lainnya, Wuling Binguo EV 2.023 unit, Wuling Cloud 1.547 unit, MG 4 EV 1.186 unit, dan baru Hyundai Ioniq Signature Extended 606 unit, lalu Wuling Air EV Lite 577 uniy, Binguo 333 KM 468 unit, Air EV Long Range 365 unit.
Barang BYD dipastikan masuk 10 besar mobil listrik terlaris jika sudah resmi masuk Gaikindo. BYD sudah mengirim 1.000 unit BEV ke konsumen dan sisanya segera menyusul. Raksasa EV ini mengklaim meraup banyak SPK MPV listrik M6 di GIIAS 2024, yang bakal menambah pundi-pundi penjualan.
Kita tahu semua, mobil-mobil listrik Cina itu sebagian besar masih menumpang rakit di pabrik milik mitra di Indonesia. Bahkan, BYD masih mengimpor BEV dalam bentuk utuh, sebelum membangun pabrik di Subang Smartpolitan, Jawa Barat, berkapasitas 150 ribu unit setahun, di lahan seluas 109 hektare (ha).
Sementara itu, Hyundai benar-benar membangun industri BEV di Indonesia, mulai dari sel baterai, battery pack, hingga pabrik perakitan dengan total investasi US$ 3 miliar. Hal itu dibuktikan lewat produksi secara massal All New Kona Electric di PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI).
Kona Electric merupakan BEV pertama di Indonesia yang benar-benar diproduksi melalui seluruh rantai nilai produksi EV, mulai dari sel baterai, paket baterai hingga menjadi sebuah mobil.
Lokalisasi Kona EV adalah bukti inovasi Hyundai dan komitmen terhadap masa depan yang berkelanjutan serta akan terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan lingkungan Indonesia di luar memproduksi kendaraan.
Kona Electric dilengkapi dengan baterai yang diproduksi oleh PT Hyundai Energy Indonesia (HEI) dan sel yang disuplai oleh PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power.
Pabrik HMMI memiliki kapasitas produksi hingga 150 ribu kendaraan per tahun, dengan kemampuan untuk diperluas hingga 250 ribu unit. Pabrik ini memproduksi Creta, Ioniq 5, Sante Fe, Stargazer, dan Kona Electric.
HMMI berfungsi sebagai pusat ekspor penting, mengirim kendaraan ke pasar utama di seluruh Asia-Pasifik, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika. (gbr)
Discussion about this post