Jakarta, Motoris – Ford, raksasa otomotif Amerika Serikat (AS) rugi US$ 4,7 miliar atau Rp 74 triliun saat berbisnis mobil listrik baterai (BEV). Jumlah kerugian diprediksi membengkak lagi menjadi US$ 5-5,5 miliar tahun ini.
Sejalan dengan itu, Ford menunda produksi BEV baru menjadi pada 2027 dari tadinya 2025, seiring terus melorotnya penjualan mobil jenis ini. Sebaliknya, Ford akhirnya memakai strategi Toyota alias multipathway yang menawarkan produk lengkap, mulai dari bensin, hybrid, hingga BEV.
Berdasarkan laporan theblaze.com yang dikutip Senin (8/4/2024), dalam rencana awal, Ford akan merilis BEV tiga baris yang diproduksi di pabrik Oakville, Ontario, Kanada, pada 2025. Tetapi, ini akhirnya ditunda.
“Tambahan waktu ini akan memberikan waktu bagi pasar BEV tiga baris untuk berkembang dan membuat kami bisa memanfaatkan lagi perkembangan teknologi baterai,” tulis Ford.
Jim Farley, bos Ford, mengakui, Keputusan ini akan berimbas ke tim Ford di Kanada yang cukup solid.
Dia memastikan, perusahaan tetap memproduksi mobil di Kanada. Penundaan ini akan membantu Ford mengembangkan bisnis yang menguntungkan di masa depan.
“Kami bekerja dengan serikat buruh untuk memitigasi imbas rencana ini ke para pekerja,” kata dia.
Di sisi lain, pabrikan ini mengumbar rencana untuk memperluas jajaran produk hybrid. Pada akhir dekade ini, seluruh jajaran produk Ford akan tersedia dengan pilihan powertrain hybrid.
Kuartal I tahun ini, penjualan BEV Ford naik 86%, sedangkan hybrid tumbuh 42%. Ford adalah pabrikan mobil nomor dua di AS.
“Kami komit untuk menggenjot bisnis BEV yang menguntungkan, dengan cara menggunakan modal dengan bijak dan melempar ke pasar kendaraan dengan bahan bakar tepat, hybrid dan BEV,” kata dia. (gbr)
Discussion about this post