Jakarta, Motoris – BYD Indonesia telah hadir dan melepas produk yang memiliki perbedaan dengan merek mobil listrik baterai (BEV) cina lain. Salah satunya, pabrikan memberikan teknologi mutakhir di semua produk.
Contoh konkretnya, BYD punya portable charger berukuran sedang untuk dipasang di rumah atau pun dibawa ke mana saja. Karena sifatnya yang dedicated, portable charger ini harus terhubung dengan listrik berdaya lebih dari 2.200 watt.
Gampangnya, dengan alat ini, pengecasan mobil bisa dilakukan di mana saja asal ada colokan dan listrik 2.200 watt lebih. Jadi, kalau lagi di parkiran dan ingin mengecas mobil, tinggal tancapkan alat ini ke colokan dan mobil bisa dicas.
Ini, menurut Motoris, adalah revolusi dan hanya ada di BYD. Jangan tanya pabrikan lain, karena memang mereka tak sebesar principal berbasis di Shenzen, Guangdong, Cina, ini.
Selain itu, BYD siap menjembatani komunikasi dengan PLN untuk pemasangan wall charger, khusus untuk rumah yang memiliki daya minimal 7.000 watt. Jadi, kalau listrik sampean belum sebesar itu, ya tinggal koordinasi dengan BYD untuk selanjutnya diteruskan ke PLN.
Beda BYD dengan merek mobil listrik lain adalah penerapan konsep state of health (SoH). Ini menjadi hal yang wajib diperhatikan untuk menjaga performa dan umur baterai dalam berbagai kondisi. SoH gampangnya adalah tingkat kesehatan baterai.
Agar umur baterai mobil tetap terjaga, prinsipal ini merekomendasikan pemilik mobil untuk melakukan pengisian daya saat masih di atas 20% atau berkisar 40-80%, jika tidak digunakan dalam waktu lebih dari lima hari. Para pengguna dapat melakukan pengaturan di dasbor mobil saat pengisian daya dalam kondisi ditinggal dengan mode pengaturan pengisian daya berdasarkan jam.
Setelah daya mobil terisi penuh, pengisian daya akan terputus secara otomatis agar menghindari overcharge. Alhasil, SoH mobil tidak mengalami kerusakan dan mengurangi performa baterai.
“Sebagaimana produk otomotif lainnya, kami perlu memperhatikan beberapa hal mendasar seperti pengisian baterai, sehingga performa keseluruhan pada mesin, mobil, dan baterai akan lebih panjang,” ujar Bobby Bharata, head of product BYD Indonesia, dalam siaran pers, dikutip Rabu (22/2/2024).
Pada dasarnya, dia menyatakan, semua kendaraan harus dicek secara berkala, tetapi pengecekan mobil BYD tergolong lebih mudah. SoH atau info mengenai baterai EV akan terpantau, sehingga dealer dapat mengetahui apakah baterai tersebut masih dalam kondisi yang baik atau sudah harus segera ditindak lanjuti.
Hal menarik lainnya, BYD menyematkan fitur vehicle to load (V2L) yang inovatif pada di mobil listrik. Fitur ini memungkinkan mobil untuk berfungsi sebagai sumber daya listrik portabel yang dapat digunakan untuk mengisi daya perangkat elektronik lainnya, seperti laptop, ponsel, atau peralatan camping.
Dengan V2L, pengguna dapat mengakses daya yang tersimpan di baterai mobil mereka dan membuatnya sangat berguna dalam keadaan darurat atau saat berada di lokasi terpencil.
Fitur V2L mobil BYD dapat digunakan hingga kapasitas daya 15%, setelah itu fitur tersebut tidak akan bisa digunakan karena sisa daya berfungsi sebagai daya cadangan menuju tempat pengisian daya terdekat sehingga dapat menjamin keselamatan pengguna dalam situasi darurat.
“Fitur V2L juga mencerminkan komitmen kami untuk memberikan solusi ramah lingkungan yang mendukung masyarakat dalam hidup bersama energi elektrifikasi yang lebih efisien dalam beraktivitas,” papar dia. (gbr)
Discussion about this post