Jakarta, Motoris – Hyundai Creta versi listrik alias battery electric vehicle (BEV) mulai dibicarakan sejumlah kalangan. Apakah ini pertanda peluncuran SUV Creta listrik mulai terendus?
“Sangat menarik untuk melihat BEV dengan harga lebih terjangkau di masa depan. Sebagai contoh, Hyundai Creta EV,” tulis Trimegah Sekuritas dalam laporan riset, belum lama ini.
Kalau ditelisik, jelas itu bukan harapan kosong, mengingat Hyundai telah membangun rantai pasok BEV, mulai dari sel baterai, battery pack, hingga pabrik perakitan di Indonesia. Ini mewakili visi kuat Hyundai untuk menggempur pasar BEV di Indonesia.
Namun, hingga kini, belum jelas siapa pemasok prekursor katoda pabrik sel baterai itu. Yang jelas, pabrik ini ditargetkan beroperasi tahun 2024, demikian pula dengan battery pack.
Sejauh ini, Hyundai baru menjual satu unit BEV, yakni Ioniq 5. Berdasarkan prediksi Verdhana, harga Ioniq 5 Prime-Standard Range turun menjadi Rp 673 juta dari Rp 748 juta, seiring keluarnya insentif PPN. Adapun harga mobil ini varian Prime-Long Range turun dari Rp 789 juta menjadi Rp 710 juta, lalu Siganture-Standard Range turun dari Rp 809 juta menjadi Rp 728 juta, sedangkan Signature Long Range menjadi Rp 773 juta dari Rp 859 juta.
Sedikit spesifikasi soal Ioniq 5. Varian Standard Range mobil ini memakai baterai lithium ion 58 kWh, jarak tempuh 384 kilometer, tenaga 125 kw, dan lama pengecasan AC lima jam, sedangkan DC 46 menit.
Sementara itu, Ioniq 5 Long Range memakai baterai lithium ion 72,6 kw, jarak tempuh 451-481 km, tenaga 160 kw, dengan pengecasan AC enam jam dan DC 57 menit.
Di sisi lain, Creta adalah andalan Hyundai di Indonesia bersama MPV Stargazer. Kontribusi Creta terhadap total penjualan Hyundai sekitar 50. Mobil ini diproduksi di pabrik Hyundai Cikarang. Harganya berkisar Rp 291-408 juta.
Discussion about this post