Jakarta, Motoris – PT Astra International Tbk (ASII) masih mencetak untung besar di tengah gembar-gembor kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia, entah itu motor atau mobil listrik. Artinya, Astra yang mayoritas penjualan mobil dan motornya masih bermesin pembakaran internal (ICE) peminum bensin tidak terpengaruh oleh demam BEV di Indonesia.
JP Morgan, perusahaan keuangan global, mencatat, pelaku pasar khawatir Astra akan babak belur, menyusul masuknya sejumlah mobil listrik ke pasar domestik, seperti Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV. Akan tetapi, fakta berkata lain. Kinerja Astra tahun lalu malah melesat.
Di tengah euforia mobil listrik, Astra mengantongi laba bersih Rp 28,94 triliun selama 2022, naik 43,32% dari tahun sebelumnya Rp 20,19 triliun. Adapun pendapatan kelompok usaha papan atas nasional itu naik 29% menjadi Rp 301 triliun tahun lalu.
Hal yang lebih penting, tulis JP Morgan, tentunya dividen spesial sebesar Rp 552 per saham untuk tahun buku 2022, jauh di atas prediksi JP Morgan dan konsensus analis Rp 260 dan Rp 280 per saham. Sebelumnya, Astra sudah membagikan dividen interim, sehingga total dividen Astra tahun buku 2022 mencapai Rp 640 per saham.
“Pengumuman ini sangat penting, karena mencerminkankan perbaikan alokasi dana tunai. Pengumuman ini merupakan rerating saham ASII dan bisa menetralisir sentiment negatif dari penurunan harga komoditas,” tulis JP Morgan, belum lama ini.
Tahun lalu, pangsa pasar Astra di industri mobil tetap solid, sebesar 54% lewat dua mesin utama Toyota dan Daihatsu. Sementara itu, di pasar sepeda motor, Astra menguasai pangsa pasar 70% lebih lewat merek Honda. (gbr)
Discussion about this post