Jakarta, Motoris – Sejumlah perusahaan komponen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) segera menyerbu Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Mereka telah memesan lahan seluas 1.000 hektare (ha) di kawasan tersebut.
Perusahaan komponen EV akan masuk ke Klaster 1 Tahap 2 KIT Batang dengan total luas lahan 400 ha. Artinya, permintaan lahan para pemain komponen EV jauh di atas pasokan yang tersedia. Dari total permintaan 1.000 ha, sekitar 40% datang dari perusahaan baterai EV.
Klaster 1-Tahap 2 KIT Batang memang difokuskan pemerintah untuk menjaring perusahaan komponen EV yang masuk rantai pasok dunia. Harga jual lahan di klister ini mencapai Rp 1,3 juta per meter persegi (m2) dengan kepemilikan 80 tahun. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) masih menyeleksi calon penyewa prospektif Klaster 1-Fase 2 KIT Batang.
Hal itu ditegaskan manajemen KIT Batang dalam konferensi Mandiri Investment Forum 2023 yang digelar belum lama ini. Kemudian, keterangan itu disarikan Mandiri Sekuritas dalam laporan riset, belum lama ini.
Laporan itu menyebutkan, pengembangan Klaster 1-Fase 1 KIT Batang telah rampung, dengan total luas lahan 450 ha. Seluruh lahan itu ludes dalam tempo 18 bulan, jauh lebih cepat dari target delapan tahun.
Mayoritas pembeli lahan klaster itu adalah perusahaan kimia dan bisnis terkait kesehatan. Hal menarik, konsorsium LG Energy Solution (LGES) telah berdikusi dengan pengelola KIT Batang untuk membeli 67 ha lahan. Akan tetapi, kita tahu semua, LGES masih bernegosiasi alot dengan anggota konsorsium dan juga mitra lokalnya, terutama PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) soal kesepekatan definitif proyek ekosistem baterai EV senilai US$ 9,8 miliar.
Selain LGES, KCC Glass sudah membeli lahan seluas 46 ha, RKI 13,8 ha, dan Yih Quan 16,4 ha di klaster itu. Saat ini, total ada 13 tenant di Klaster 1-Fase 1 KIT Batang dan pembangunan pabrik diharapkan tuntas awal 2024. (gbr)
Discussion about this post