Jakarta, Motoris – Nissan berada di titik nadir, seiring kemerosotan penjualan dan profitabilitas. Nyali pabrikan ini ciut, terlihat pada rencana penurunan produksi mobil listrik (BEV) Leaf baru yang belum dirilis.
Berdasarkan laporan Electrek, Leaf, salah satu pionir BEV dunia, generasi baru sejatinya baru dirilis akhir tahun ini. Model ini awalnya ditargetkan menjadi titik balik Nissan.
“Akan tetapi, faktanya, rencana produksi mobil ini malah dipangkas, membuat visi pemulihan Nissan tambah ruwet,” tulis media itu, dikutip Rabu (9/7/2025).
Pada Mei 2025, Nissan mengumumkan rencana pemecatan 15% karyawan di level dunia dan menutup tujuh pabrik sebagai bagian restrukturisasi bisnis. Pekan lalu, Nissan berbicara dengan karyawan pabrik di Sunderland, Inggris, tempat di mana Leaf diproduksi. Intinya, Nissan melobi karyawan untuk menerima pensiun dini.
Merujuk laporan Kyodo News, salah satu penyebab agenda penurunan produksi Leaf adalah pembatasan ekspor mineral kritis Cina. Ini adalah salah satu komponen penting mobil listrik.
Sementara itu, Automotive News melaporkan, Nissan juga menunda rencana peluncuran dua mobil yang akan dirakit di pabrik Canton, Mississipi, Amerika Serikat (AS) selama 10 bulan. Penyebabnya adalah amblesnya penjualan BEV di AS, setelah Trump menghapus insentif tax credit.
“Kami telah mengambil keputusan strategis untuk menyesuaikan rencana produksi BEV di pabrik Canton,” ujar juru bicara Nissan Kyle Bazemore. (gbr)