Jakarta, Motoris – Toyota akan tetap bikin mobil bermesin pembakaran internal (ICE) penenggak bensin dan solar sampai mobil jenis ini dilarang oleh hukum suatu negara. Toyota berseberangan dengan sejumlah prinsipal yang berniat hanya menjual mobil listrik baterai (BEV) 100% pada tahun tertentu.
Hal itu disampaikan oleh bos Toyota Gazoo Racing (GR) Tomoya Takahashi dan diperkuat oleh bos besar Toyota Motor Corporation Koji Sato. Tomoya memastikan, sampai saat ini Toyota GR tak berniat membuat BEV berperforma tinggi. GR menitikberatkan pengembangan mobil ICE bensin bertenaga badak.
“Kami berniat terus memakai ICE selama mungkin. Mungkin nanti akan ada larangan penjualan mobil ICE. Tetapi, bagi kami, ICE tidak buruk. Musuh kita bukan mesin itu, melainkan karbon,” ujar Tomoya, dikutip dari carmag.co.za, Rabu (29/5/2024).
Sementara itu, media bisnis top global, Forbes, mencatat, saat ini, pemain otomotif dunia terbelah dua, yakni satu yang menganggap mobil listrik (EV) adalah masa depan dan satu lagi yang percaya ICE masih menjadi opsi strategis.
Chrysler, Jaguar, Volvo, Cadillac, Alfa Romeo, Buick, Genesis, Lotus, dan Rolls Royce masuk kategori pertama, karena berniat menjual BEV 100% pada 2030. Di sudut lain, ada Mercedes-Benz, BMW, Dodge, Ferrari, Lamborghini, Toyota, dan Mazda yang masih terus bereksperimen dengan EV sambil terus mengembangkan mesin bensin dengan fokus hibridisasi dan netral karbon.
Selasa lalu, di Tokyo, CEO Toyota bergabung dengan Presiden Mazda dan Subaru. Mereka mengumumkan rencana pengembangan mesin ICE dengan target mengurangi emisi karbon. Mereka menyebutnya sebagai dekarbonisasi.
Ketiga pabrikan Jepang itu akan mengoptimalisasi perpaduan mesin bensin dengan motor listrik, electric drive units, dan baterai. Artinya, mereka menepis niat untuk full BEV.
CEO Toyota Koji Sato, CEO Mazda Masahiro Moro, dan CEO Subaru Atsushi Osaki kompak menyatakan, keputusan strategis ini didorong oleh pemahaman mendalam terhadap gaya hidup atau kebutuhan konsumen yang beragam. Ini akan menentukan masa depan mobil ICE.
Ketiga pabrikan itu malah menegaskan, ICE adalah teknologi kunci untuk mengurangi emisi karbon, meski para pabrikan lain memutuskan menempuh jalan 100% BEV.
Intinya, dengan mengembangkan mesin pembakaran dalam bersih, ringan, dan kompak, mobil bisa memakai bahan bakar netral karbon dan dipadukan dengan sistem hybrid. Pendeknya, Toyota ingin menyuntikkan semangat baru di teknologi hybrid yang sudah lama ada di dunia ini.
“EV adalah salah satu jalan untuk menurunkan emisi karbon. Tetapi, ada juga cara lain yang bisa digunakan,” tegas Koji. (gbr)
Discussion about this post