Jakarta, Motoris – Hyundai tengah membangun sejumlah pabrik untuk melokalisasi baterai mobil listrik yang diproduksi di Indonesia. Harga mobil listrik baterai (battery electric vehicle/BEV) Hyundai seperti Ioniq 5 bisa turun sekitar 20%, jika lokalisasi baterai sudah berjalan, dengan catatan material (prekursor) katoda dibuat dari nikel lokal dan diproduksi di sini.
Hal itu mengacu pada pernyataan Sekretaris PUI Baterai Lithium UNS Muhammad Nizam, beberapa waktu lalu. Kala itu, dia menegaskan, harga battery pack bisa turun 43% jika semua semua material diproduksi di dalam negeri. Adapun kontribusi biaya battery pack terhadap harga BEV mencapai 35%.
Saat ini, harga Ioniq 5 Prime-Standard Range mencapai menjadi Rp 673 juta, turun dari Rp 748 juta, seiring berlakunya insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPNDTP) sebesar 10%. Artinya, jika lokalisasi baterai Hyundai sudah berjalan, harga mobil ini bisa turun menjadi Rp 538 juta, lebih murah dari Toyota Innova Zenix Hybrid Modellista yang kini di atas Rp 600 juta.
Hyundai tengah agresif membangun ekosistem BEV di Indonesia. Hari ini, Rabu (31/5/2023), Hyundai Energy Indonesia (HEI), anak perusahaan Hyundai Motor Group, memulai pembangunan pabrik battery system alias battery pack di di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Dibangun sebagai hasil kolaborasi Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dengan Hyundai Mobis, fasilitas ini akan mendukung Indonesia untuk menjadi hub kendaraan listrik di Asia Tenggara. Dana sebesar US$ 60 juta (Rp 900 miliar) diinvestasikan untuk pembangunan pabrik yang akan memulai produksi massal pada paruh pertama 2024.
Pabrik battery system ini bertujuan memastikan pasokan baterai kendaraan listrik yang stabil untuk BEV serta memperkuat rantai pasok dalam kegiatan produksi secara berkelanjutan. Kehadiran fasilitas tersebut sekaligus menegaskan komitmen Hyundai dalam membangun ekosistem mobil listrik di Indonesia.
Dengan begitu, Hyundai dapat secara konsisten mendukung industri dan ekosistem mobil listrik Indonesia dalam mengembangkan kapabilitas industri komponen otomotif dalam negeri, khususnya di sektor kendaraan listrik.
“Pembangunan pabrik battery system ini semakin menegaskan komitmen Hyundai dalam memimpin elektrifikasi di industri otomotif Indonesia,” ujar Chang Oug Hong, president director Hyundai Energy Indonesia, dalam keterangan resmi.
Peran Hyundai Mobis
Dalam membangun pabrik ini, Hyundai Motor Group telah mendirikan Hyundai Energy Indonesia untuk mengatur seluruh kegiatan produksi di fasilitas terkait. Hyundai Motor Group juga telah melibatkan Hyundai Mobis, pemain kunci dari elektrifikasi industri otomotif global, untuk mendukung sistem EV PE (power electric) yang merupakan inti dari teknologi kendaraan listrik.
Berlokasi di lahan seluas 32.188 meter persegi (m2), pabrik ini akan memproduksi battery system untuk dipasok ke model-model BEV yang dibuat di Indonesia yang diharapkan dapat dirilis di pasar Asia Tenggara pada 2024. Adapun komponen tersebut nantinya akan dioptimalkan dengan dua jenis sel baterai, yaitu kapasitas standar dan kapasitas besar untuk jarak tempuh yang lebih jauh.
Menariknya, Hyundai melalui Hyundai Motor Group juga akan memproduksi sel baterai tersebut di Indonesia lewat joint venture dengan LG Energy Solution. Kedua pihak tengah membangun pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat.
Dengan lokasinya yang berdekatan dengan fasilitas Hyundai lainnya, yaitu pabrik perakitan milik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dan pabrik sel baterai, kehadiran pabrik battery system ini akan meningkatkan efisiensi operasional dan rantai pasok.
“Pabrik battery system ini pun memegang peran penting dalam melengkapi value chain dari kendaraan listrik di Indonesia,” ujar Young Tack Lee, presiden Hyundai Motor Asean Headquarters.
Kejar Ketentuan TKDN
Hyundai berharap pabrik battery system ini akan membantu perusahaan mencapai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang ditentukan untuk kendaraan listrik menanggapi kenaikan nilai TKDN yang akan diterapkan di Indonesia. Sebelumnya, Hyundai berkomitmen dalam memusatkan kegiatan produksi BEV di dalam negeri yang diwujudkan dengan memproduksi Ioniq 5 di fasilitas PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Lebih lanjut, dengan proses konstruksi pabrik yang akan selesai pada tahun depan, Hyundai dapat segera menghadirkan rantai pasok kendaraan listrik yang lengkap. Produksi battery system dan sel baterai dijadwalkan untuk dimulai pada pertengahan awal tahun 2024 akan melengkapi kegiatan manufaktur kendaraan listrik Hyundai di Indonesia yang telah beroperasi sejak Maret 2022.
Lebih lanjut, pemerintah juga berencana untuk mempertahankan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 0% untuk BEV buatan Indonesia begitu ekosistem kendaraan listrik telah lengkap. Di sisi lain, nantinya akan ada peningkatan PPnBM untuk hybrid electric vehicle (HEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). (gbr)
Discussion about this post