Jakarta, Motoris – Pemerintah Indonesia dan Hyundai sepakat melakukan kolaborasi membangun ekosistem mobil listrik baterai (battery electric vehicle/BEV), ketimbang pemain Jepang.
Rencana kolaborasi Indonesia dan Hyundai di ekosistem mobil listrik mencuat dalam forum bisnis 50 tahun hubungan bilateral Indonesia dan Korea Selatan (Korsel), negara asal Hyundai.
“Kolaborasi ini sangat penting, karena Korsel memiliki teknologi baterai lithium. Sementara itu, tahun 2027, kami berharap bisa menjadi produsen baterai lithium terbesar dunia,” ujar Menko Marinves Luhut Pandjaitan di forum itu, dilansir dari The Korea Herald, Jumat (24/3/2023).
Pemerintah Indonesia berencana memangkas tarif PPn BEV menjadi 1% dari tarif normal 11% untuk meningkatkan penjualan kendaraan ini. Saat ini, penjualan mobil baru di Indonesia sekitar 1 juta unit per tahun.
Lee Young-tack, executive vice president Hyundai Motor Group yang bertanggung jawab untuk kawasan Asia Pasifik, memastikan, Hyundai akan bergabung dengan pemerintah Indonesia untuk mendorong penjualan BEV.
“Hyundai mengerahkan semua upaya di seluruh ekosistem BEV untuk mendukung industri ini di Indonesia. Ini sejalan dengan rencana menengah dan jangka panjang kebijakan ramah lingkungan dan energi Indonesia,” kata dia.
Hyundai, kata dia, telah membangun pabrik perakitan BEV sekaligus baterainya di Indonesia. Saat ini, konstruksi pabrik sel baterai Hyundai di Karawang, Jawa Barat, berjalan dan ditargetkan mulai berproduksi awal 2024.
Hyundai adalah pemain BEV terbesar di Indonesia, dengan model andalan Ioniq 5 yang sudah dilokalisasi. Tahun lalu, penjualan BEV Hyundai mencapai 2.500 unit dan tahun ini ditargetkan mencapai 10 ribu unit, dengan harapan bisa meninggalkan jauh Tesla dan Lexus di belakang.
Catatan Motoris, Tesla tidak memiliki APM di Indonesia, sedangkan Lexus, kita tahu semua, dipegang Toyota Astra Motor. (gbr)
Discussion about this post