Jakarta, Motoris – PT Mitra Pinashtika Mulia Tbk (MPM/MPMX), main dealer (distributor) sepeda motor Honda di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi mencetak lonjakan laba bersih 39% menjadi Rp 471 miliar tahun 2022. Kenaikan laba bersih didongkrak kenaikan volume distribusi motor Honda dan penjualan sebagian saham MPM Rent ke Carro.
Seiring dengan kenaikan laba bersih tahun 2022 yang fantastis, Nomura, bank investasi Jepang, mengantisipasi rasio dividen tinggi MPM untuk tahun buku 2022. Anak usaha Grup Saratoga ini menebar dividen fantastis pada 2020 dan 2021, dengan rasio 419% dan 190%.
Tamparan dividen besar, tulis Nomura, bisa menjadi katalis kuat kenaikan harga saham MPMX ke depan, dengan target harga Rp 1.450, berdasarkan valuasi sum of the parts (SOTP). Sebelumnya, Nomura menggunakan metode valuasi discounted cash flow (DCF) untuk meneropong prospek saham MPMX.
Nomura memvaluasi bisnis distribusi MPM dengan metode DCF. Hasilnya, weighted average cost cost of capital (WACC) mencapai 14% dan terminal growth 2,5%.
“Saat ini, saham MPMX diperdagangkan PER 2023 sebesar 10 kali. Adapun risiko penurunan saham MPMX antara lain pelemahan pertumbuhan ekonomi dan penjualan sepeda motor dan kurangnya minat pasar terhadap motor listrik besutan Honda,” tulis Nomura, dikutip Minggu (5/3/2023).
Tahun lalu, penjualan sepeda motor domestik mencapai 5,2 juta unit, sedangkan ekspor 743 ribu unit, dibandingkan 2021 masing-masing 5 juta unit dan 803 ribu unit, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi). Sementara itu, Januari 2023, penjualan motor domestik mencapai 615 ribu unit, sedangkan eskpor 39 ribu unit.
Aisi tidak mengeluarkan data penjualan semua merek. Namun, dari penelusuran, pangsa pasar Honda sekitar 70% lebih, berkat daya gedor yang sangat kuat di segmen skutik. (gbr)
Discussion about this post