Jakarta, Motoris – Harga baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) buatan Indonesia ditargetkan menjadi yang termurah di dunia. Ini akan membuat Indonesia berada di posisi ideal untuk menjadi hub ekspor mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) global.
Hal itu ditegaskan Septian Hario Seto, deputi bidang koordinasi investasi dan pertambangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, dalam Mandiri Investmen Forum yang digelar belum lama ini. Seperti biasa, omongan Seto di forum itu dirangkum dalam laporan riset Mandiri Sekuritas (Mansek) dan dikutip Motoris, Selasa (7/2/2023).
Seto menjelaskan, harga baterai lithium-ion NCM yang diproduksi di Indonesia ditargetkan mencapai US$ 90 per kWh, di bawah rata-rata dunia tahun lalu 151 per kWh, berdasarkan riset Bloomberg New Energy Finance (BNEF). Itu artinya, harga baterai mobil listrik buatan Indonesia termasuk termurah di dunia.
Dia melanjutkan, Indonesia berniat berkompetisi di rantai pasok BEV dunia melalui tiga langkah strategis. Pertama, membuat ekosistem hilirisasi mineral, termasuk untuk kobalt, nikel, aluminium, dan tembaga yang dekat lokasi tambang untuk menekan biaya logistik. Kedua, menyediakan sumber energi hijau melalui PLTA yang mayoritas akan beroperasi tahun 2030 dengan emisi karbon rendah. Selain itu, harga listrik PLTA hanya US$ 6-8 sen per kWh, di bawah PLTU batu bara.
“Dengan begini, harga baterai lithium NCM Indonesia ditargetkan mencapai US$ 90 per kWh,” kata dia.
Strategi itu, kata dia, berlaku dari sisi produsen alias suplai. Sementara itu, dari sisi permintaan alias bahasa kerennya demand side, pemerintah menyiapkan insentif untuk BEV, entah itu mobil atau sepeda motor. Rencananya, pembelian sepeda motor listrik akan mendapatkan subsidi Rp 7 juta per unit. Dengan subsidi ini, harga motor listrik bisa par atau setara dengan motor bermesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) yang meminum bensin.
Di luar itu, dia menegaskan, peran pemerintah sangat krusial dalam mendorong investasi awal di fasilitas penukaran baterai, SPKLU, dan jaringan listrik.
Sementara itu, berdasarkan catatan kecil Motoris, ada beberapa proyek baterai BEV besar di Indonesia. Pertama dan yang sedang dibangun adalah pabrik LG dan Hyundai di Karawang. Kedua, proyek pabrik baterai CATL yang menggandeng Antam dan IBC dari hulu hilir, mulai dari penambangan nikel hingga daur ulang baterai. Ketiga, proyek konsorsium LG dengan Antam dan IBC. Namun, yang terakhir masih terus dinegosiasikan oleh pihak-pihak yang terlibat.
Discussion about this post