Jakarta, Motoris – Harga mobil listrik baterai (battery electric vehicle/BEV) Toyota bZ4X di Indonesia kelewat mahal, sehingga susah mendukung agenda penurunan emisi sebesar 29% dengan cara sendiri pada 2030. Bagaimana tidak, PT Toyota Astra Motor (TAM) memasang harga SUV listrik itu Rp 1,19 miliar, di atas Hyundai Ioniq 5 Rp 748-859 juta.
Kegilaan harga bZ4X benar-benar di luar ekspektasi. Sebab, di negara asalnya, bZ4X hanya dibanderol 6-6,5 juta yen alias Rp 600 jutaan. Tetapi, patut dicatat, Jepang memberikan subsidi mobil elektrifikasi, termasuk BEV.
Di Jepang, mobil elektrifikasi bebas pajak pertambahan nilai dan diskon 50% PKB. Kemudian, ada subsidi maksimal 50% dari selisih harga mobil mesin pembakaran internal dan electric vehicle (EV) dengan spesifikasi sama maksimal Rp 130 juta.
Sementara itu, di Indonesia, tidak ada subsidi BEV. Yang ada hanya tarif bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) 0% dari dasar pengenaan PKB maksimal 30% dari nilai jual kendaraan bermotor (NJKB).
Toyota bZ4X adalah SUV lima penumpang dengan penggerak roda depan dan semua roda. Varian FWD menggunakan satu motor listrik dengan tenaga 204 PS, sedangkan AWD dua motor listrik dengan total tenaga 218 PS.
Keduanya dibekali baterai 71,4 jWh, yang bisa menampung pengecasan AC 6,6 kW dan fast charging DC 150 kW. Kecepatan 0-100 kpj bisa dicapai varian FWD 8,4 detik, sedangkan AWD 7,7 detik.
Berdasarkan UU Nomor 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement, national determined contribution (NDC) atau komitmen sepihak Indonesia adalah menurunkan gas rumah kaca sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan bantuan internasional. Dengan kemampuan sendiri, emisi sektor energi dan transportasi ditargetkan turun 314 juta ton pada 2030, sedangkan dengan bantuan internasional mencapai 441 juta ton.
Merujuk analisis internal Kementerian Perindustrian (Kemenperin), tahun 2020, populasi kendaraan roda empat bermesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) mencapai 17,5 juta unit dan menghasilkan emisi karbon 59,3 juta. Jumlah mobil ICE diprediksi naik menjadi 25,8 juta unit tahun 2030 dengan emisi karbon 92,2 juta ton.
Selanjutnya, tahun 2020, jumlah sepeda motor ICE mencapai 100,5 juta unit dengan emisi karbon 36 juta. Sama seperti mobil, jumlah motor ICE diprediksi naik menjadi 158,42 juta unit pada 2030 dan menghasilkan emisi 55 juta ton karbon.
Diketahui, porsi mobil seharga Rp 1 miliar ke atas terhadap total pasar mobil domestik sangat rendah, kurang dari 1%. Artinya, dengan harga Rp 1 miliar lebih, adopsi bZ4X di pasar diprediksi rendah, sehingga kontribusinya terhadap penurunan emisi bisa dibilang rendah. Ini sangat disayangkan, mengingat sebagai BEV, emisi di tubuh bZ4X sudah nol. (gbr)
Discussion about this post