Jakarta, Motoris – PT Vale Indonesia Tbk (INCO), anak usaha Vale Brasil, berkongsi dengan perusahaan Cina, Huayou Cobalt, untuk membangun pabrik bahan baku baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) di Sorowako, Sulawesi Selatan. Nilai investasi proyek ini mencapai US$ 1,8 miliar alias Rp 26 triliun.
Vale dan Huayou akan membangun pabrik nikel berbentuk mixed hydroxide precipitate (MHP) berkapasitas 60 ribu ton per tahun dengan teknologi high-pressure acid leach (HPAL). Teknologi ini mampu mengolah bijih nikel kadar rendah alias limonit menjadi MHP, yang memiliki kandungan nikel tinggi, sekitar 55%.
Dalam pohon industri baterai EV, MHP yang memiliki kandungan nikel dan kobalt diolah menjadi nikel dan kobalt sulfat. Kemudian, barang ini dicampur dengan lithium dan mangan/aluminium untuk menjadi katoda alias kutub positif baterai lithium ion EV. Nikel sulfat, kobalt sulfat, lithium, mangan/aluminium kerap disebut prekursor alias material katoda baterai EV. Katoda dengan unsur mangan disebut baterai lithium ion NCM, sedangkan aliminium NCA.
Sementara itu, anoda alias kutub negatif dibuat dari grafit. BTR Cina, seperti yang sudah ditulis Motoris, membangun pabrik anoda di Morowali, Sulawesi Tengah, dengan menggandeng raksasa naja nirkarat Cina, Tsingshan, yang juga merupakan investor penggerak Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Setelah ada anoda, katoda, dibutuhkan elektrolit untuk membuat sel baterai. Biasanya, sel baterai dibuat oleh perusahaan terpisah, model CATL dan LG ES, dua pemain dunia terbesar. Setelah barang itu jadi, barulah dibuat battery pack
“Vale dan Huayou telah meneken perjanjian proyek HPAL senilai US$ 1,8 miliar di Sorowako,” ujar Chief Executive Vale Indonesia Febriany Eddy, Selasa (13/9/2022).
April 2022, Vale dan Huayou telah mengumumkan kemitraan untuk pabrik HPAL di Pomalaa, Sulawesi Tenggara untuk memproduksi MHP 120 ribu ton per tahun. Ford, pemain otomotif utama Amerika Serikat (AS) bergabung belakangan di proyek ini demi mewujudkan ambisi menjual jutaan mobil listrik.
Febriany menuturkan, final investment decision (FID pabrik Pomalaa akan keluar akhir 2022, sedangkan FID Sorowako tahun depan. Konstruksi pabrik HPAL memakan waktu kurang lebih tiga tahun.
“Ini adalah proyek strategis Vale, karena kami akan memproduksi MHP, bahan baku baterai EV,” kata Febriany.
Vale adalah pemain nikel terbesar di Indonesia. Tambang Vale tersebar di Sorowako, Sulsel, seluas 70.566 hektare (ha), Bahodopi, Sulteng, seluas 22.699 ha, Sasua dan Pomalaa di Sultra masing-masing 4.466 ha dan 20.286 ha. Sejauh ini, Vale baru bisa memproduksi nikel matte di pabrik Sorowako. Kandungan nikel matte sangat tinggi, sekitar 78%, dan dijual ke Vale dan Sumitomo. (gbr)
Discussion about this post