Jakarta, Motoris – PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami krisis chip yang membuat produksi, distribusi, dan penjualan perusahaan ini melorot kuartal II tahun ini. Keadaan ini membuat laba inti PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA), perusahaan komponen yang dikendalikan Grup Triputra, kelompok usaha milik mantan bos Grup Astra TP Rachmat ambruk pada kuartal II-2022.
Dalam laporan riset Trimegah belum lama ini disebutkan, Dharma Polimetal kinerja keuangan kurang ciamik kuartal II lalu. Perseroan membukukan pendapatan Rp 674 miliar kuartal II tahun ini, merosot 26% dibandingkan kuartal sebelumnya dan naik 7% secara tahunan. Per Juni 2022, pendapatan perseroan naik 22% menjadi Rp 1,59 triliun.
Pendapatan segmen sepeda motor (2W) Dharma Polimetal merosot 31% menjadi Rp 361 miliar kuartal II tahun ini, seiring merosotnya penjualan sepeda motor di Tanah Air. Sementara itu, pendapatan segmen mobil (4W) perseroan turun 15% secara kuartalan, dipicu pendeknya hari kerja pada Mei 2022 akibat libur panjang Lebaran.
“Dharma Polimetal melaporkan penurunan laba inti hingga 82% kuartal II lalu menjadi Rp 12 miliar. Akibatnya, laba inti sepanjang semester I tahun ini hanya Rp 77 miliar, turun 4%, dan di bawah prediksi Trimegah dan konsensus analis, karena hanya 26% dan 24% dari proyeksi setahun,” tulis Trimegah.
Trimegah mencatat, Dharma Polimetal hingga kini masih mengandalkan penjualan suku cadang ke pabrikan motor, dalam hal ini Honda. Kontribusi segmen sepeda motor ke laba kotor perseroan masih tinggi, 74% pada 2021. Selain ke Honda, perseroan juga memasok komponen ke sang rising star Hyundai. Analis memprediksi perseroan akan berkibar, seiring dirilisnya Hyundai Stargazer yang laku keras.
Sisi positifnya, manajemen Grup Astra, pemegang 50% saham AHM menyebutkan, produksi motor di Agustus 2022 sudah mulai normal. Ini akan menguntungkan Dharma Polimetal selaku pemasok AHM, raja industri motor Indonesia.
Semester I tahun ini, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor turun 8,3% menjadi 2,2 juta unit, dibandingkan periode sama tahun lalu 2,4 juta unit. Penyebabnya apalagi kalau bukan chip semikonduktor yang membuat produksi motor, terutama Hond, terganggu.
Sayang, data AISI tidak menyebutkan torehan penjualan AHM. Tetapi, kita tahu semua, AHM mendominasi mutlak pasar motor nasional, gara-gara Beat Series dan Vario Series. Permintaan PCX 160 dipastikan kuat, karena modelnya begitu ciamik, modern, dan mewah, serta kencang pastinya, menurut opini Motoris.
Dari data bulanan AISI, kita bisa melihat pasar motor semester I-2022 memang tak normal. Bagaimana tidak, penjualan motor hanya 296 ribu unit pada Juni 2022, saat hari kerja mormal. Jumlah itu jauh dibandingkan kondisi normal. Seapes-apesnya, penjualan motor domestik minimal 400 ribu unit sebulan. Jadi, kalau pasar sampai jebol di bawah 300 ribu unit sebulan, pasti ada yang tak beres.
Untungnya, masih dari data AISI, penjualan motor bangkit di Juli 2022 menjadi 326 ribu unit. Tren ini diprediksi berlanjut pada Agustus 2022. (gbr)
Discussion about this post