Jakarta, Motoris – Harga bahan bakar minyak (BBM) mau naik berkisar 30-40% untuk menghindari pembengkakan subdisi dan kompensasi menjadi Rp 698 triliun dari yang sudah ditetapkan dalam APBN 2022 sebesar Rp 502 triliun. Terus terang, usulan harga BBM baru Pertamina bisa bikin lemas motoris.
Berdasarkan laporan Reuters, Jumat (26/8/2022), Pertamina menawarkan opsi kenaikan Pertalite menjadi Rp 10 ribu per liter dari Rp 7.650 per liter, Pertamax Rp 16 ribu per liter dari Rp 12.500 per liter, dan solar Rp 7.200 per liter dari Rp 5.150 per liter.
Wakil Ketua Komisi Energi DPR RI Eddy Soeparno menuturkan, Pertamina juga berencana membatasi pembelian BBM bersubsidi. “Kami melihat opsi ini yang paling berdampak sedikit ke masyarakat,” kata dia.
Kenaikan harga BBM, kata dia, diprediksi mendongkrak inflasi sekitar 1,9%. Juli 2022, inflasi sudah bertengger di level 4,94%, tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga BI7DRR ke level 3,75% dari 3,5% dalam RDG pekan ini untuk mengantisipasi lonjakan inflasi akibat kenaikan harga BBM.
Sementara itu, dari Lapangan Banteng, Jakarta, markas Kementerian Keuangan (Kemenkeu), belum ada keputusan soal penaikan harga BBM. Padahal, Menko Marinves Luhut Pandjaitan pekan lalu sudah memberikan kode keras harga BBM bakal dinaikkan pekan ini.
Dalam konferensi pers, Menkeu Sri Mulyani Indrawati hanya menegaskan, kuota Pertalite dan solar tahun masing-masing 23 juta kiloliter (kl) dan 15 juta kl akan habis pada Oktober mendatang. Hingga akhir 2022, konsumsi Pertalite diprediksi 29 juta kl, sedangkan solar 17,5 juta kl, jika tren konsumsi dua BBM ini masih tetap tinggi seperti sekarang. (gbr)
Discussion about this post