Jakarta, Motoris – Anggaran subsidi dan kompensasi energi, meliputi BBM, LPG, dan listrik dipangkas 33% menjadi Rp 336 triliun tahun depan, dibandingkan tahun ini Rp 502 triliun oleh pemerintah. Tak ayal lagi, merujuk asumsi RAPBN 2023 itu, harga Pertalite kemungkinan naik 20% menjadi Rp 9.200-9.500 per liter.
Bahana Sekuritas menilai, angka itu muncul karena asumsi harga minyak RAPBN 2023 hanya turun 10% menjadi US$ 90 per barel dari 2022 sebesar US$ 100105 per barel. “Subsidi energi menjadi kartu liar fiskal negara tahun depan,” tulis Bahana dalam laporan riset, Kamis (18/8/2022).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, subsidi energi tahun depan dipatok Rp 210,7 triliun, meningkat tipis dibandingkan tahun ini Rp 208,9 triliun, sedangkan kompensasi Rp 126 triliun atau turun 57% dibandingkan outlook tahun ini sebesar Rp 293,5 triliun.
Meski subsidi dan kompensasi turun 33%, Menkeu memastikan, secara absolut, subsidi energi masih sangat tebal. Oleh karena itu, dia berharap konsumsi solar, Pertalite dan LPG 3 kg tetap dikendalikan, agar tidak terjadi pembengkakan subsidi dan kompensasi di kemudian hari. (gbr)
Discussion about this post