Jakarta, Motoris – Waduh, pemerintah berencana menyapu mesin tua sepeda motor di atas tujuh tahun dan menggantinya dengan motor elektrik alias listrik. Kebijakan ini bertujuan memangkas emisi karbon sekaligus menghemat konsumsi bensin.
Rencana itu diungkapkan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah dalam laporan riset Trimegah Sekuritas tertanggal 4 Agustus 2022. Agus Tjahajana bukanlah sosok asing di dunia perindustrian Tanah Air.
Dia pernah menjabat sejumlah posisi penting di perusahaan, bahkan kementerian, seperti dirjen Kerja Sama Industri Internasional, sekjen Kementerian Perindustian, lalu komisaris mind Id, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), hingga PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).
Kini, Agus ditugaskan pemerintah untuk mengonversi mesin motor lawas ke motor elektrik. Per 2021, populasi sepeda motor di Indonesia mencapai 120 juta. Dari jumlah itu, sekitar 67% atau ekuivalen 80 juta unit berusia tujuh tahun lebih, yang menghasilkan lebih banyak emisi karbon dan boros bensin.
Berdasarkan kalkulasi Kementerian ESDM, penggunaan sepeda motor listrik bisa menghemat biaya bensin Rp 2,78 juta per tahun. Jika inisiatif ini berhasil mengonversi 13 juta mesin motor pembakaran internal ke listrik pada 2030, Indonesia bisa menghemat konsumsi bensin Rp 36 triliun per tahun dan menurunkan emisi CO2 7,5 juta ton per tahun.
“Akan tetapi, insiatif ini akan menemui sejumlah tantangan, seperti biaya konversi satu mesin pembakaran internal ke listrik bisa berkisar Rp 6-7 juta di luar baterai,” tulis Trimegah.
Selain itu, demikian Trimegah, proyek ini membutuhkan dukungan industri penukaran baterai mapan yang menghasilkan produk berharga terjangkau. Terakhir, inisiatif ini baru bisa berjalan dengan dukungan subsidi pemerintah.
Lebih jauh dari itu, sedikitnya jumlah SPKLU dan lamanya waktu pengisian baterai juga menjadi tantangan. Adapun dari sisi pasokan listrik, tambahan pembangkit dari dua pemain raksasa, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), akan sejalan dengan kebutuhan masifnya penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Discussion about this post