Jakarta, Motoris – Chery memberikan jawaban atas tuduhan penggelapan dana subsidi oleh regulator Cina. Adapun BYD bungkam.
Chery secara tegas membantah tuduhan tersebut. Pabrikan ini berkilah susah mendapatkan bukti tanda terima, mengingat mobil listrik (EV) yang dijual sudah lebih dari lima tahun.
“Kami sudah menegaskan ke regulator bahwa tidak ada tindakan penipuan,” ujar Chery dalam keterangan, dikutip dari Reuters dan asiafinancial.com, Senin (14/7/2025).
BYD, raja EV Cina dan dunia tidak memberikan komentar apa pun ketika dimintai tanggapan oleh Reuters.
Diketahui, BYD dan Chery, dua pemain besar EV Cina, dituduh mengambil subsidi tidak sah senilai total US$ 53 juta untuk mobil yang dijual selama 2015-2025, berdasarkan audit otoritas Cina. Audit ini dimulai awal tahun ini untuk memverifikasi keabsahan subsidi senilai total US$ 864 juta, setara 21.725 unit mobil.
Beijing memberikan subsidi besar untuk EV atau sebutannya new energy vehicle (NEV) selama 2009-2022, mencakup PHEV, BEV, dan fuel cell. Ini mendorong lonjakan penjualan NEV, sehingga barang ini bisa melampaui kinerja ICE sejak Maret lalu.
BYD dan Chery menyumbangkan sekitar 60% total subsidi yang dinilai tidak sah. Perinciannya, mobil Chery yang tidak layak mendapatkan subsidi mencapai 7.663 unit, sedangkan BYD 4.973 unit.
Tidak ada pemberian sanksi atau kewajiban pengembalian dana dalam dokumen audit. Tetapi, Cina sempat meminta para pabrikan nakal untuk mengembalikan dana subsidi. (gbr)