Jakarta, Motoris – Opsen pajak membuat harga mobil naik berkisar 5-10%, berdasarkan hitungan Verdhana. Ini akan menekan penjualan mobil 2025, setelah tahun lalu ambles 13,5% menjadi 865 ribu unit dari 1 juta unit.
Hitungan Verdhana, setiap kenaikan harga mobil 1%, penjualan bakal turun 1,4%, dengan asumsi faktor lain tetap. Sejauh ini, hanya mobil listrik baterai (BEV) yang bebas opsen, sedangkan yang lain habis disikat.
Dari percakapan Verdhana dengan beberapa pelaku, penerapan opsen berbeda di sejumlah daerah. Beberapa provinsi, seperti Jawa Barat dan Tangerang menunda pelaksanaan opsen, sedangkan yang lain, model Sulawesi Utara sudah berlaku. Dari laporan media, ada 25 provinsi yang menunda opsen pajak.
“Bagi kami, ketidakpastian opsen menjadi pemberat pasar mobil tahun 2025,” tulis broker saham itu.
Verdhana mencatat, penjualan tahun 2024 merupakan yang terendah sejak 2011. Selain wholesales, penjualan ritel turun menjadi 889 ribu unit dari tadinya 998 ribu unit.
Penjualan mobil, tulis broker itu, memang menggeliat pada Desember 2024, di mana wholesales mencapai 80 ribu unit dan ritel 82 ribu unit. Ini lantaran ada aksi beli duluan sebelum opsen pajak diberlakukan pada 5 Januari 2025.
Konsekuensinya, penjualan mobil seret pada Januari 2025. Sementara itu, penjualan roda dua alias sepeda motor diprediksi stagnan. (gbr)