Jakarta, Motoris – Batu bara ternyata bisa diolah menjadi grafit, bahan baku anoda baterai mobil listrik (EV), berdasarkan hasil penelitian Oak Ridge National Laboratory (ORNL), Amerika Serikat (AS). Indonesia harus bisa bikin ini, karena punya emas hitam banyak.
Berdasarkan laporan electrek.co, dikutip Sabtu (14/12/2024), ilmuwan ORNL memiliki cara untuk memproses mineral itu menjadi grafit. Ini bisa mengurangi pasokan grafit dari luar, terutama Cina.
Saat ini, Cina pemain utama grafit global. Pasokan barang ini bisa terancam, jika Cina dan AS ribut lagi ketika Donald Trump menjadi presiden mulai tahun depan. Ini bisa membahayakan industri EV AS.
Pengembangan emas hitam menjadi grafit sejalan dengan niat pemerintah AS menjadikan negara itu sebagai basis produksi EV. Kebijakan AS jelas, memastikan semuanya diproduksi di dalam negeri, termasuk mineral kritis seperti grafit.
Ilmuwan ORNL menegaskan, grafit dibentuk dari karbon. Kebetulan, batu bara mengandung banyak karbon, sehingga bisa diolah menjadi grafit. Caranya dengan membuang kotoran batu bara.
“Metode pengolahan kami lebih murah 13% dibandingkan metode lain yang membutuhkan lebih banyak waktu dan temperatur tinggi,” ujar peneliti ORNL Prashant Nagapurkar.
Metode ORNL juga bisa digunakan untuk memproses abu batu bara menjadi grafit. Jumlahnya di AS sangat besar, mencapai jutaan ton.
Prashant menegaskan, proses ini bisa menyerap limbah batu bara untuk dijadikan material baterai EV. Total limbah batu bara di AS cukup untuk memasok 30% grafit baterai EV di AS hingga 2050. (gbr)