Jakarta, Motoris – Biaya perbaikan mobil listrik (EV) ternyata 30-50% lebih mahal dari ICE yang menenggak bensin/solar. Hal itu terungkap dalam riset Warranty Solutions Group (WSG).
WSG menganalisisi klaim perbaikan sekitar 800 mobil penumpang listrik selama 2023-2024. Hasilnya, bagian yang paling banyak rusak adalah battery charge control modules yang menghabiskan biaya perbaikan 1.311 poundsterling, lalu sistem distribusi tenaga 745 pound, warning lights 875 pound, dan peredam kejut 588 pound.
“Tidak semua bengkel bisa memperbaiki EV, karena butuh keahlian khusus untuk bekerja di sistem listrik bertegangan tinggi,” ujar John Colinswood, CEO WSG, dikutip dari cardealermagazine.co.uk, Kamis (3/10/2024).
Hal itu, kata dia, membuat biaya pekerja bengkel EV tinggi. Sebab, bengkel membutuhkan pekerja terlatih professional, bahkan kadang diambil dari pabrikan langsung atau dealer khusus.
“Tidak seperti mobil bensin yang bisa diperbaiki oleh montir bengkel biasa, perbaikan EV sangat bergantung pada teknisi dan suku cadang resmi, sehingga membatasi kompetisi dalam hal perbaikan,” kata dia.
Dia melanjutkan, EV juga sangat tegantung pada perangkat elektronik dan software canggih. Ini membuat diagnosis penyakit mobil lebih sulit dibandingkan mobil bensin/diesel.
Studi Cap HPI menyebutkan, biaya perawatan EV juga lebih mahal dari mobil bensin. Sebagai contoh, biaya perawatan BEV VW ID3 selama tiga tahun mencapai 1.050 pound, lebih mahal dari Golf diesel 615 pound. (gbr)
Discussion about this post