Jakarta, Motoris – Penjualan mobil listrik baterai (BEV) hanya kencang di Cina dan Amerika Serikat (AS), sedangkan di kawasan lain boncos, terutama Eropa. Bagaimana prospek ke depan?
Berdasarkan riset CLSA, broker saham global, penjualan BEV global naik 3,8% secara tahunan menjadi 962 ribu unit September 2024. Penjualan BEV di AS naik tajam, sebesar 20,8% menjadi 123 ribu ubit bulan lalu. Di Eropa, penjualan BEV ambles 32,8%.
“Penjualan BEV di luar Cina turun 13,5% menjadi 341 ribu unit, terutama akibat koreksi tajam di Eropa. Penetrasi BEV di luar Cina masih rendah, sebesar 6,9%, sedangkan secara total mencapai 14,1%,” tulis CLSA, dikutip Selasa (1/10/2024).
CLSA menilai, para pemain otomotif Eropa, seperti Daimler, BMW, dan VW kini mengirim sinyal penurunan laba bersih, lalu mengumumkan rencana PHK dan pemangkasan kapasitas produksi. Mereka kesulitan berkompetisi dengan pemain Cina di Eropa dan Cina.
Itu sebabnya, CLSA memprediksi Uni Eropa merelaksasi ketentuant arget emisi untuk memberi napas kepada para pemain otomotif setempat. Ini lebih masuk akal ketimbang menghabiskan banyak insentif untuk mendorong EV dan mempertahankan target ambisius emisi, yakni menjadi 95 per kgm pada 2025 dari sekarang 116 per kgm.
Dari penelusuran CLSA, permintaan BEV di Eropa melempem tahun ini, sedangkan PHEV masih tumbuh tipis, sebesar 2,9%. PHEV dan BEV masuk ketegori EV, lantaran baterainya sama-sama dicas.
Discussion about this post