Jakarta, Motoris – Tesla melaporkan pertumbuhan pendapatan 2% menjadi US$ 25,5 miliar kuartal II-2024, dibandingkan periode sama tahun lalu. Namun, laba bersih pemain mobil listrik baterai (BEV) nomor satu dunia itu ambles 45% menjadi US$ 1,47 miliar.
Penyebab utama kehancuran laba bersih Tesla adalah aksi pangkas harga jual demi bertarung dengan pemain BEV Cina, seperti BYD yang memang agresif menurunkan harga secara permanen.
Berdasarkan laporan CNBC, dikutip Kamis (25/7/2024), laba bersih Tesla kuartal II lalu di bawah estimasi konsensus analis Wall Street. Pada periode itu, margin laba usaha turun menjadi 14,4% dari 18,7%, merupakan penurunan beruntut dalam empat kuartal terakhir.
Media itu menulis, Tesla dihantam dua sisi, yakni lonjakan investasi untuk kecerdasaran buatan (AI) demi kehadiran mobil swakemudi dan robot humanoid yang bisa dipakai di pabrik.
Sementara itu, penjualan mobil Tesla populer turun tahun ini. Akibatnya, perusahaan yang tercatat di bursa Nasdaq, AS, ini menurunkan harga jual dan merilis sejumlah insentif, seperti bunga kredit kendaraan bermotor (KKB) 0%. Edann.
“Harga murah sekarang ada di top of mind pelanggan. Merespons itu, kami menawarkan skema pembiayaan menarik untuk mengompensasi suku bunga yang sedang tinggi,” ujar Vaibhav Taneja, chief accounting officer Tesla dalam
earnings call bareng analis Wall Street.
Kuartal II tahun ini, pendapatan otomotif Tesla turun 7, melanjutkan tren kuartal sebelumnya. Penyebabnya adalah makin kerasnya persaingan di BEV, terutama di Cina, pasar terbesar mobil dan BEV dunia.
Discussion about this post