Jakarta, Motoris – BYD tetap menjadi sponsor Piala Eropa atau UEFA Euro 2024, meski otoritas kawasan ini habis-habisan memukuli pabrikan Cina, termasuk BYD, dengan mengerek tarif bea masuk (BM) impor hingga 38%. Alasan pemain EV ini akhirnya terungkap.
Sebelum masuk ke situ, BYD adalah pabrikan Cina pertama yang menjadi sponsor pesta sepakbola top global itu. Bahkan, berdasarkan laporan Euromonitor International, Kamis (20/6/2024), BYD menggusur pabrikan mobil terbesar Eropa Volkswagen (VW) untuk menjadi sponsor ajang bergengsi itu.
BYD akan memberikan dukungan mobilitas selama turnamen itu dengan memberikan solusi transportasi hijau untuk penonton hingga tim. Armada yang diturunkan tentu saja model-model EV terbaru.
Dengan menjadi sponsor turnamen bola besar di Eropa itu, BYD ingin mempromosikan teknologi tinggi yang dimiliki serta membangun kesadaran merek di kawasan itu. Ajang ini dipilih, karena magnetnya sangat besar, di mana jumlah penonton secara global diprediksi mencapai 5 miliar.
Eksposur yang besar ini menjadi modal BYD untuk bertarung dengan pemain-pemain otomotif Eropa yang sudah lebih dahulu ada.
Apalagi, BYD kini membidik pasar Eropa sebagai target ekspansi global. Saat ini, 97% penjualan BYD dibukukan di kendang sendiri, sedangkan porsi penjualan Eropa hanya 0,5%. Jumlah penjualan di luar Cina ditargetkan terus meningkat. Pada titik ini, UE merupakan pasar menjanjikan, karena hubungan politik dan ekonomi Tiongkok dengan kawasan ini lebih baik ketimbang dengan Amerika Serikat (AS).
UE juga memiliki agenda besar menggenjot habis penjualan EV. Pemerintah beberapa negara kawasan ini merilis insentif untuk mendorong transisi dari mobil ICE ke EV. Pada 2035, UE berniat melarang penjualan mobil ICE penenggak bensin dan solar, membuka jalan bagi EV dan kendaraan energi baru alias NEV, demikian sebutan Cina ke mobil listrik.
Selama 2023-2030, penjualan EV di UE diprediksi mencapai 9,7 juta unit. Ini sangat menggiurkan bagi BYD, pemain EV nomor satu dan BEV nomor dua dunia.
BYD tidak terlalu ambil pusing dengan kenaikan tarif BM hingga 35%. Soalnya, pabrikan ini hanya kena tarif 17,4% saat memasukkan EV ke Eropa. BYD dianggap lebih kooperatif ketimbang merek Cina lainnya.
BYD juga berencana membangun pabrik pertama di Eropa dalam tiga tahun ke depan di Hungaria. Ini akan membebaskan BYD dari jeratan tarif BM impor tinggi. (gbr)
Discussion about this post