Jakarta, Motoris – Era mobil hybrid murah di bawah Rp 400 juta diprediksi segera dimulai. Adapun dua tokoh utamanya adalah Mitsubishi Xpander hybrid dan Avanza-Veloz hybrid.
Berdasarkan laporan riset Trimegah Sekuritas, belum lama ini, meski miskin insentif dibandingkan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV), mobil hybrid alias hybrid electric vehicle (HEV) nyatanya lebih laris ketimbang BEV. Alasannya, HEV mengombinasikan mesin pembakaran internal dan motor listrik.
“HEV juga menawarkan keuntungan lain, seperti irit bensin, mengurangi emisi, dan jarak tempuh tanpa batas. HEV juga menegaskan bahwa otomotif membutuhkan transisi sebelum masuk era BEV,” tulis broker saham itu.
Teknologi HEV, tulis Trimegah, lebih praktis ketimbang BEV dan bisa dijangkau oleh konsumen. Apalagi, pengembangan infrastruktur BEV belum maju.
Berdasarkan data Gaikindo, penjualan mobil elektrifikasi, yakni HEV, PHEV, dan BEV mencapai 16.800 unit per Mei 2023 dengan pangsa pasar 4%. Dari jumlah itu, penjualan HEV mencapai 12 ribu unit dan pangsa pasar 2,9%, sedangkan BEV hanya 4.600 unit atau setara 1,1% pangsa pasar.
“Ke depan, kami mengharapkan kedatangan HEV dengan harga terjangkau, termasuk Avanza-Veloz dan Xpander hybrid. Ini akan mengakselerasi adopsi mobil elektrifikasi di Indonesia dan sejalan dengan tren dunia yang mengarah ke sarana transportasi hijau,” tulis Trimegah.
Discussion about this post