Jakarta, Motoris – Sebanyak 54 organisasi di 26 negara meminta Toyota menghentikan mobil bensin, hybrid, dan plug in hybrid electric vehicle (PHEV) di dunia pada 2035 dan Eropa 2030. Hal itu diungkapkan dalam surat yang dikirim ke Toyota.
Adapun ke-54 organisasi yang meminta Toyota menghentikan mobil bensin antara lain Public Citizen, lembaga konsumen nirlaba Amerika Serikat (AS), Greenpeace Jepang, Rainforest Action Network, Center for Biological Diversity, Electric Vehicle Association, GreenLatinos, Coltura, EarthJustice, dan Sierra Club. Ada juga beberapa organisasi yang disebutkan di surat itu.
Surat itu kebetulan bertepatan dengan dimulainya masa jabatan CEO baru Toyota Koji Sato mulai 1 April 2023. Koji menggantikan Akio Toyota.
Berdasarkan laporan Electrec, Jumat (31/3/2023), di bawah kepemimpinan Toyoda, Toyota dinilai lamban mengembangkan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV). Model BEV pertama Toyota adalah bZ4X, yang pada awal kemunculannya sempat bermasalah.
Sebenarnya, Toyota juga berencana menjual 3,5 juta unit BEV tahun 2023. Jumlah I cukup besar dibandingkan tahun lalu yang hanya 16 ribu unit.
Electrec lalu membanding-bandingkan Toyota dengan Tesla yang menjual 1,3 juta unit BEV tahun lalu. Namun, ini wajar, mengingat Tesla hanya menjual BEV.
Surat itu juga meminta Toyota mengadvokasi untuk mengentikan mobil bermesin pembakaran internal (ICE) dan 100% mendukung penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Tak puas, seluruh rantai pasok Toyota diminta memakai EBT secara global tahun 2035.
Lalu, tahun 2025, Toyota diminta meneken komitmen untuk tidak memakai baja yang proses produksinya menggunakan energi fosil pada 2050. Toyota juga diminta bertanggung jawab untuk mencari material baterai sekalis mengembangkan baterai yang mudah dicas dan didaur ulang.
Discussion about this post