Jakarta, Motoris – PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) membangun kerajaan nikel baru di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, bersama CNGR Advanced Material Co. Ltd., perusahaan prekursor terbesar asal Cina. Di kawasan itu, bijih nikel Antam akan diolah menjadi bahan baku baterai mobil listrik.
Di wilayah itu, Antam melalui anak usahanya PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kawasan industri (KI). Adapun CNGR melalui anak perusahaannya PT Pomalaa New Energy Material (PNEM) akan mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nikel matte berkapasitas 80 ribu ton per tahun di KI tersebut. Artinya, PNEM menjadi penghuni KI itu.
Nikel matte adalah bahan baku baterai mobil listrik (electric vehicle/EV). Namun, produk itu harus diolah lagi menjadi nikel sulfat sebelum dimasukkan ke katoda alias kutub positif baterai bersama kobalt, lithium, dan mangan/aluminium. Lawannya, kutub anoda diisi mineral grafit. Anoda, katoda digabungkan dengan elektrolit dan separator menjadi sel baterai lithium ion NCM/NCA.
Selanjutnya, sel baterai dibungkus modul dan rangkaian modul ditempatkan di battery pack. Barang yang terakhir dipasang di bodi bawah mobil listrik sebagai sumber energi untuk menggerakkan motor listrik.
CNGR menggunakan teknologi OESBF (oxygen-enriched side-blown furnace) untuk mengolah bijih nikel menjadi nikel matte, berbeda dengan Huayou, mitra Vale, yang memakai teknologi HPAL. Namun, kedua teknologi ini lebih efisien ketimbang RKEF, yang kini dipakai Antam dan Vale dalam menghasilkan feronikel dan nikel matte.
CNGR melalui CNGR Hong Kong Material Science & Technology Co., Ltd. telah melakukan penandatangan framework agreement (FA) dengan Antam, anggota holdig BUMN pertambangan, MIND ID.
Penandatangan FA sebagai tindak lanjut dari perjanjian pendahuluan (Head of Agreement) untuk pembangunan dan pengembangan kawasan industri hilirisasi bijih nikel menjadi bahan baku baterai yang sebelumnya ditandatangani 5 Agustus 2022. Penandatanganan FA dilakukan Deng Weiming, chairman dan president CNGR, dan Nico Kanter, direktur utama Antam di event B20 Investment Forum di Bali, belum lama ini.
Dalam sinergi ini, masing-masing CNGR dan ANTAM juga mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kepemilikan saham di masing-masing anak usaha, yaitu PT PNEM dan PT KIAT. Adapun pembangunan kawasan industri dan fasilitas pengolahan nikel direncanakan rampung dan mulai beroperasi tahun 2025. Antam akan mendukung suplai kecukupan bahan baku pabrik bijih nikel laterit.
“FA itu diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk nikel serta mendukung pengembangan penerapan energi hijau berbasis baterai EV melalui sinergi penerapan keunggulan teknologi dan sumber daya yang dimiliki oleh kedua pihak,” tulis manajemen Antam, Rabu (16/11/2022).
Saat ini, Antam memiliki pabrik feronikel di Pomalaa berkapasitas 27 ribu ton per tahun. Antam masih menunggu beroperasinya pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara berkapasitas 13.500 ton per tahun. (gbr)
Discussion about this post