Jakarta, Motoris – Produksi Mobil listrik baterai (battery electric vehicle/BEV) Tesla di Indonesia alias made in Indonesia bisa menjadi kenyataan, seiring rencana Foxconn dan Grup Indika membangun pabrik perakitan mobil listrik di negara ini. Hal itu ditegaskan langsung oleh bos besar Foxconn Liu Young.
Dilansir Reuters, belum lama ini, Liu menegaskan, Foxconn berharap suatu saat ini bisa menjadi memproduksi BEV Tesla untuk sang empu Tesla, pemain BEV nomor satu di dunia. Foxconn bisa membikin Tesla di Amerika Serikat (AS), Thailand, Taiwan, atau Indonesia dan Thailand, di mana Foxconn tengah bernegosiasi dengan mitra strategis.
Kita tahu semua, Foxconn telah meneken kesepakatan dengan konglomerasi Grup Indika untuk membuat BEV. Jadi, bisa saja mobil Tesla yang akan dibuat dua perusahaan itu, jika sudah dapat restu dari sang bos Tesla Elon Musk, manusia terkaya di muka bumi.
Reuters belum bisa mendapatkan respons dari Tesla. Namun, hingga kini, Tesla masih memproduksi BEV sendiri dan tengah agresif menambah kapasitas pabrik guna memenuhi lonjakan permintaaan.
Kembali ke laporan Reuters, Liu menyatakan, Foxconn tidak akan menjual BEV merek sendiri, melainkan menjadi kontraktor prinsipal besar, seperti Tesla. Pendeknya, Foxconn ingin mereplikasi kesuksesan di bisnis pemanufaktur barang elektronik, mulai dari PC hingga ponsel merek global iPhone besutan Apple.
“Kami ingin menggenjot bisnis manufaktur BEV sebagai langkah diversifikasi bisnis. Saya berharap suatu saat bisa memproduksi mobil Tesla,” kata Liu.
Saat ini, dia menyatakan, Foxconn menguasai 40-45% produksi PC dan ponsel dunia. Ke depan, Foxconn berharap bisa melanjutkan kesuksesan di bisnis ICT di BEV. Tahun 2025, Foxconn menargetkan memproduksi 5% BEV dunia.
Foxconn, kata dia, akan merevolusi cara membuat BEV di dunia. Bahkan, dia berani menyatakan, biaya produksi BEV Foxconn bakal sepertiga dari saat ini.
Ya, ini jelas informasi dan sudut pandang menarik. Artinya, Indonesia tidak perlu agresif melobi Tesla untuk membuat pabrik di sini. Serahkan ke Foxconn saja, mengingat sudah sangat termasyhur di jagat teknologi dunia. Indika, yang lagi getol mengurangi ketergantungan pendapatan dari batu bara jelas bisa diuntungkan, jika scenario ini terjadi. Ya kita lihat saja nanti.
Discussion about this post