Jakarta, Motoris – Penjualan mobil 2023 domestik sebenarnya bisa kembali ke 1 juta unit, naik 7% dibandingkan proyeksi tahun ini 955 ribu unit. Namun, prediksi ini terancam, jika produksi mobil bensin/solar dibatasi tahun depan.
Yup, berdasarkan laporan RHB Sekuritas, perubahan kebijakan pemerintah yang tak menguntungkan untuk mobil bermesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) menjadi risiko besar pasar mobil 2023. Bentuknya bisa tarif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) yang lebih tinggi hingga pembatasan produksi, kendati belum ada keputusan final.
“Khusus untuk Grup Astra, risiko utama tahun depan adalah kompetisi di segmen SUV dan MPV yang kian keras,” tulis RHB, belum lama ini.
Selain itu, demikian RHB, pasar mobil terancam oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kita tahu semua, OPEC berencana memangkas produksi minyak, yang bisa melambungkan harga komoditas itu. Imbasnya, harga BBM subsidi Pertalite bisa naik. Ketika itu terjadi, bisa saja ada pembatasan super ketat bagi mobil-mobil jenis tertentu untuk minum Pertalite.
Catatan Motoris, kendaraan ICE masih mendominasi pasar mobil domestik. Adapun porsi mobil elektrifikasi saat ini baru 2% terhadap total pasar.
RHB melanjutkan, jika risiko itu tak kejadian, pasar mobil akan tetap melaju kencang tahun depan. Ini berdasarkan hasil diskusi RHB dengan beberapa perusahaan pembiayaan otomotif dan alat berat. Mereka bilang, pembiayaan tahun depan bisa naik minimal 5%.
Hal itu, demikian RHB, diperkuat oleh langkah pabrikan mobil menaikkan utilisasi untuk menangkap lonjakan permintaan di segmen kendaraan komersial yang sempat tertunda gara-gara pandemi Covid-19.
“Sementara itu, rencana pemberian subsidi mobil listrik baterai dan penerapan PPnBM berbasis emisi gas buang akan mendorong masyarakat menengah membeli mobil jenis itu,” tulis RHB.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil tumbuh 20,8% menjadi 758.216 unit per September 2022. Gaikindo menargetkan penjualan mobil 2022 mencapai 900 ribu unit, dibandingkan 2021 887 ribu unit. (gbr)
Discussion about this post