Jakarta, Motoris – Pemerintah berencana memborong 39 ribu mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dan motor listrik sebanyak 119.649 unit, sejalan dengan Inpres No.7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Adapun daftar model dan harga mobil listrik yang ada di Sistem Informasi Industri Nasional (Siinas) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) adalah Wuling Air EV Standard Range Rp 250 juta, Wuling Air EV Long Range Rp 300 Juta, Renaut Twizy Rp 595 juta, Hyundai Ionic Electric Rp 682 juta, Hyundai Kona Electric Rp 742 juta, Hyundai Ioniq 5 Rp 718-829 juta, Nissan Leaf Rp 728 juta, Mini Electric Rp 945-955 juta. Kemudian, Lexus UX30e Rp 1,4 miliar, Tesla Model 3 Standard Range Rp 1, miliar, dan Tesla Model Y Long Range Rp 2 miliar.
Mengutip data Kementerian Perhubungan, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Taufiek Bawazier menyatakan, aksi borong mobil dan motor listrik akan berlanjut hingga 2030. Pada 2024, pemerintah berencana membeli 52 ribu unit mobil listrik, 2025 65 ribu unit, 2026 77 ribu unit, 2027, 91 ribu unit, 2028, 105 ribu unit, 2029 119 ribu unit, dan 2030 132 ribu unit.
Adapun jumlah motor listrik yang akan dibeli pada 2024 mencapai 159 ribu unit, 2025 199 ribu unit, 2026 239 ribu unit, 2027 278 ribu unit, 2028 318 ribu unit, 2029 358 ribu unit, dan 2030 398 ribu unit.
Sementara itu, dia menyatakan, dalam Permenperin 6 tahun 2022, Kemenperin memasang target produksi mobil listrik pada 2025 sebanyak 400 ribu unit, 2030 600 ribu unit, dan 2035 1 juta unit. Selanjutnya, target produksi motor listrik pada 2025 mencapai 1,76 juta unit, 2030 2,45 juta unit, dan 2035 3,22 juta unit.
Saat ini, dia menyatakan, terdapat empat perusahaan perakitan bus dengan kapasitas 2.480 unit per tahun, dengan investasi Rp 360 miliar, lalu tiga perusahaan mobil listrik dengan kapasitas 14 ribu unit per tahun dan investasi Rp 1 triliun, dan 35 perusahaan motor listrik berkapasitas 1 juta unit per tahun dengan investasi Rp 450 miliar.
Selama 2015-2022, registrasi kendaraan listrik berbasis baterai mencapai 25.316 unit. Perinciannya, sepeda motor listrik 21.668 unit, mobil penumpang 3.317 unit, bus 51 unit, dan mobil barang enam unit. Pada 2021 jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) mencapai 572 dan ditargetkan mencapai 5.318 pada 2025 dan 2030 sebanyak 31.859.
“Berdasarkan proyeksi Kemenperin, jumlah mobil mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) yang beredar pada 2030 mencapai 25,8 juta, dengan emisi CO2 92,2 juta ton. Itu sebabnya, Kemenperin merilis kebijakan pengembangan industry kendaraan bermotor rendah karbon dalam Permenperin No. 36 tahun 2021,” kata dia dalam materi presentasi untuk sebuah seminar yang diliat, Kamis (13/10/2022). (gbr)
Discussion about this post