Jakarta, Motoris – PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), pemegang saham sepeda motor listrik Volta, bicara target penjualan ambisius. Tahun depan, penjualan Volta ditargetkan berkisar 50-60 ribu unit, sehingga Suzuki kalah karena bermain di level 18 ribuan, namun masih sangat jauh di bawah Honda dan Yamaha yang levelnya sudah jutaan unit.
Berdasarkan laporan riset Trimegah Sekuritas, belum lama ini, Volta telah mengantongi kontrak penjualan 10 ribu unit untuk model Volta 401 dengan SiCepat, Desember 2021. Dari jumlah itu, sebanyak 3.000 unit telah dipasok, sedangkan sisanya dikirim akhir 2022. Motor itu digunakan oleh para kurir untuk mengantar paket.
“Selanjutnya, pada 2023, Volta menargetkan penjualan berkisar 50-60 ribu unit,” tulis Trimegah.
Saat ini, terdapat 234 battery replacement system (SGB) Volta, di mana 170 sudah beroperasi. Di stasiun ini, baterai motor bisa ditukar. 2023, Volta menargetkan memiliki 600 SGB.
Trimegah percaya, dukungan kuat pemerintah terhadap kendaraan listrik (electric vehicle/EV), harga jual yang bersaing akan berdampak positif terhadap kinerja Volta ke depan. Volta 401 kini dibanderol Rp 14,9 juta, lebih murah 1% dibandingkan motor bensin termurah Honda Revo X.
Volta, demikian Trimegah, juga lebih murah dibandingkan pesaing sejenis, dengan usia baterai dan daya jelajah lebih tinggi. Broker ini menilai, marga motor listrik bisa turun lebih dalam jika pemerintah mengucurkan insentif. Imbasnya, pangsa pasar akan terkerek.
M Cash melalui PT Energi Selalu Baru (ESB) memegang 51% saham Volta Indonesia. M Cash masuk ESB melalui tiga anak usahanya NCFX, TFAS, dan DMMX dengan kepemilikan saham 35%, 15%, dan 5%. (gbr)
Discussion about this post