Jakarta, Motoris – Harga mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) pabrikan Cina, seperti BYD terbilang murah dibandingkan barang Hyundai untuk segmen yang sama. Mengapa bisa begini?
Alasan harga mobil listrik Cina murah adalah jenis baterai yang digunakan, yakni LFP alias lithium ferrum phosphate (LFP), sedangkan Hyundai umumnya memakai baterai lithium ion nickel cobalt manganese (NCM). Baterai LFP lebih murah dibandingkan NCM. Sebab, material katoda alias kutub positif LFP adalah lithium, besi, dan fosfat, yang lebih murah dibandingkan material katoda NCM, yakni nikel, mangan, dan cobalt. Sisanya ya sama saja, mulai dari anoda berbahan grafit, elektrolit, modul, dan battery pack.
Berdasarkan kalkulasi ZE Consulting, konsultan industri baterai Tiongkok, harga baterai NCM811 kini mencapai 755 yuan per kwh, sedangkan baterai LFP 582 per kWh, sehingga selisihnya mencapai 172 yuan per kWh atau US$ 25,5 per kWh. Artinya, harga baterai LFP lebih murah 33% dari NCM.
Dilansir Paultan, belum lama ini, BYD menggunakan baterai Blade LFP di Atto 3 SUV, mobil yang segera dijual di Malaysia. Harga Atto 3 di Malaysia kemungkinan di bawah 150 ribu ringgit atau Rp 495 juta. Bandingkan dengan SUV sejenis dari Hyundai, Kona EV, yang di Malaysia mulai 156 ribu ringgit Rp 514 juta dan termahal 208 ribu ringgit atau Rp 686 juta. Di Indonesia, Kona EV dijual Rp 742 juta.
Di Thailand, Atto 3 akan dirilis 10 Oktober 2022 dengan harga mulai Rp 485 juta. Mobil ini dibekali baterai Blade LFP 60,48 kWh dengan daya jelajah 420 kilometer (km) dalam kondisi baterai penuh, berdasarkan protokol WLTP. Adapun varian standar dipasangi baterai LFP 49,92 kWh dengan daya jelajah 345 km.
Mobil ini bisa dicas dengan arus DC 80 kW melalui koneksi CCS1 atau AC 6,6 kW melalui colokan type 2. Pengecasan DC 50 kW selama 42 menit bisa mengisi daya baterai dari 20% menjadi 80%, sedangkan pengecasan hingga 100% dengan arus DC 80 kW memakan waktu 1,2 jam. Adapun pengecasan AC 6,6 kW membutuhkan waktu 9,5 jam. Tenaga maksimal Atto 3 mencapai 201 hp dan torsi 310 Nm. Kecepatan 100 kpj bisa diraih dalam tempo 7,3 detik.
Bukan cuma BYD yang memakai baterai LFP. Wuling Air EV yang lagi panas di Indonesia juga memakai baterai jenis ini. Baterai tersebut telah lolos 16 model uji ketahanan pada beragam kondisi dan situasi. Pengujian tersebut antara lain tes jatuh, rotasi berulang-ulang, kebakaran, rendaman air, benturan, hingga getaran untuk memastikan baterai tetap aman untuk digunakan sehari-hari oleh pengguna. Harga Air EV Standard Range dan Long Range masing-masing Rp 238 juta dan Rp 295 juta. (gbr)
Discussion about this post