Jakarta, Motoris – Edan bin gila, potensi pasar bisnis pengecasan baterai alias stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) kendaraan listrik (electric vehicle/EV) mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 300 triliun di dunia pada 2029, dibandingkan estimasi tahun ini US$ 2,3 miliar. Jadi, kalau mau kaya, bisalah melirik bisnis ini, meski rada berat, hehehe.
Demikian hasil riset Component yang dirilis di prnewswire.com, Selasa (21/9/2022). Berdasarkan riset itu CAGR pasar SPKLU dunia mencapai 36% selama 2022-2029. Katalis bisnis ini adalah Langkah agresif sejumlah negara menggenjot penjualan EV melalui segudang insentif, seperti subsidi dan keringanan pajak.
Sejumlah negara juga mendorong pembangunan besar-besaran infrastruktur EV, seperti SPKLU. Pemerintah Cina mengumumkan investasi US$ 381 juta untuk mendorong BUMN setempat membangun 78 ribu SPKLU setiap tahun.
Saat ini, berdasarkan riset Component, ada lima segmen SPKLU, yakni kapasitas kurang dari lima unit mobil, 5-15 unit, dan 15 unit lebih. Selama 2022, SPKLU terbanyak di dunia berkapasitas kurang dari lima unit. Namun, CAGR terpesat akan dialamu SPKLU 5-15 unit, seiring masifnya insentif pemerintah, kredit pajak, dan reimbursement pembangunan SPKLU. Tahun ini, pasokan listrik SPKLU masih didominasi pembangkit energi tak terbarukan.
Berdasarkan geografi, pasar utama SPKLU dunia berada di Ameruka Utara, Eropa, Asia Pasifik, Amerika Latin, Timur Tengah dan Afrika. Tahun ini, pasar SPKLU terbesar tentunya ada di Asia Pasifik, lantaran pasar EV terbesar dunia ada di Cina. Namun, CAGR pertumbuhan SPKLU di Eropa diprediksi tertinggi, didorong insiatif pemerintahan. Ada lima negara penting pasar EV Eropa, yakni Prancis, Jerman, Belanda, Norwegia, dan Inggris Raya. (gbr)
Discussion about this post