Jakarta, Motoris – Penjualan sepeda motor domestik mencapai 524.821 unit pada Agustus 2022, melejit 60% dibandingkan bulan sebelumnya 326.452 unit sekaligus menjadi level tertinggi dalam setahun terakhir. Dengan level penjualan sebesar itu, penjualan motor bisa dibilang sudah pulih total, setelah sebelumnya dihantam krisis chip semikonduktor.
Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dilihat Kamis (15/9/2022), dibandingkan Agustus 2021, penjualan motor bulan lalu tumbuh 11,6% dari 470.065 unit. Adapun hingga Agustus 2022, penjualan motor mencapai 3.097.900 unit, turun 9% dibandingkan periode sama tahun lalu 3.296.793 unit.
Sementara itu, ekspor motor bulan lalu mencapai 75.481 unit, naik dari Juli 71.420 unit. Akumulasi ekspor per Agustus 2022 mencapai 493.448 unit, turun 9% dari periode sama tahun lalu 541.749 unit.
Dari data AISI, kita bisa melihat tren pasar motor sepanjang 2022. Pasar motor mencapai titik nadir di Mei 2022, sebanyak 248.235 unit, seiring pendeknya hari kerja akibat libur Lebaran. Anehnya, pasar motor belum bisa bangkit pada Juni, karena hanya mencapai 296.334 unit. Rupanya, hal ini dipicu krisis semikonduktor yang menghantam sendi-sendi industry motor.
Semikonduktor ada di IC beberapa komponen motor yang dibuat oleh para pemasok, seperti panel mater, ECM, lampu LED hingga beberapa komponen elektronik lainnya. Ya wajar saja, motor makin ke sini makin canggih, sehingga membutuhkan banyak perangkat elektronik yang mengandung semikonduktor.
“Bahkan, motor sekelas Yamaha Vega saja juga ada semikonduktornya,” kata teman Motoris di salah satu pabrikan motor Jepang, belum lama ini.
Patut dicatat, komponen yang bikin pemasok ya, bukan pabrikan. Artinya, krisis semikonduktur sebenarnya menghajar rantai pasok industri motor. Para pemasok komponen-komponen di atas tak bisa mengirim barang ke pabrikan, karena tak ada IC. Imbasnya, produksi motor di pabrik terganggu, yang menyeret distribusi hingga penjualan.
Sebelumnya, Trimegah Sekuritas dalam laporan riset tentang PT Astra International Tbk (ASII), belum lama ini, menyebutkan, krisis semikonduktor lebih menghantam industri sepeda motor ketimbang mobil. Maka tak heran jika penjualan motor Juni 2022 hanya 296 ribu unit, jauh dari level normal 500-600 ribu unit dan naik sedikit dari bulan Mei 248 ribu unit. Padahal, Juni 2022, jumlah hari kerja sudah normal dibandingkan Mei.
Akibat krisis semikonduktor, demikian Trimegah, manajemen Grup Astra telah memangkas target penjualan motor 2022 melalui PT Astra Honda Motor (AHM) menjadi berkisar 3,8-4 juta unit dari 4,25 juta unit. Adapun total pasar motor diprediksi berkisar 5,1-5,4 juta unit tahun ini.
“Sisi positifnya, kami melihat gejala pemulihan penjualan motor pada Juli 2022. Bahkan, manajemen Astra memastikan produksi sudah kembali normal pada Agustus,” tulis Trimegah.
Terbukti, prediksi Trimegah menjadi kenyataan. Pasar motor pulih lagi dan semoga bisa menormalisasi harga motor seken yang belakangan ini sudah gila dan tak masuk akal. (gbr)
Discussion about this post